Tuesday, December 6, 2016

tasawuf Pengertian Takhalli, Tahalli, Tajalli, dan Dzikir



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

          Tasawuf ialah memilih jalan hidup secara zuhud dan menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala bentuknya. Dalam pandangan sufi, manusia cenderung kepada hawa nafsunya. Manusia dikendalikan oleh nafsu, bukan manusia yang mengendalikan nafsu. Itulah sebabnya untuk memasuki kehidupan tasawuf, seseorang harus mampu menguasi nafsunyaagar tidak sampai membawa kepada kesesatan[1].
          Untuk menuju kehidupan tasawuf tersebut terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu dengan : Takhalli, Tahalli, Tajalli, dan Dzikir.
          Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengertian Takhalli, Tahalli, Tajalli, dan Dzikir.

B.  Rumusan Masalah
1.      Pengertian Takhalli
2.      Pengertian Tahalli
3.      Pengertian Tajalli
4.      Pengertian Dzikir






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Takhalli
          Takhalli ialah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa nafsu. Takhalli (membersihkan diri dari sifat tecela) oleh sufi dipandang pentingkarena semua sifat – sifat tercela merupakan dinding –dinding tebal yang membatasi manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu, untuk dapat mendalami tasawuf seseorang harus mampu melepaskan diri dari sifat tercela dan mengisinya dengan akhlak –akhlak terpuji untuk dapat memperoleh kebahagiaan yang hakiki[2].

B.  Tahalli
          Tahlli disini maksudnya adalah menghiasi atau mengisi diri dari sifat dan sikap serta perbuatan – perbuatan yang baik. Dengan kata lain, sesudah mangosongkan diri dari sifat tercela (takhalli), maka usaha itu harus berlanjut terus ke tahap tahalli (pengisian jiwa yang telah dikososongkan tadi[3]).
          Adapun sikap – sikap yang dapat dibiasakan ialah sebagai berikut :
1. At-taubah
Al-Ghazali mengklasifikasikan tobat kepada tiga tingkatan, yaitu:
·         Meninggalkan kejahatan dalam segala bentuknya dan beralih kepada kebaikan dan takut akan siksa Allah.
·         Beralih dari situasi baik ke situasi yang lebih baik lagi.
·         Rasa penyelasan yang dilakukan semata – mata karena ketaatan dan kecintaan kepada Allah.
2. Cemas dan Harap (khouf dan raja’)
   Dengan adanya rasa takut akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk meningkatkan pengabdiannya dengan harapan ampunan dan anugerah dari Allah.
3. Zuhud
Zuhud ialah melepaskan diri dari kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat.
4. Al- Faqr
Yaitu puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki
5. Ash-Shabru
Al-Ghazali membedakan sabar kedalam beberapa nama, yaitu :
·         Iffah, yaitu ketahanan mental terhadap hawa nafsu perut dan seksual.
·         Hilm, yaitu kesanggupan menguasai diri agar tidak marah
·         Qanaah, yaitu ketabahan hai menerima nasib sebagaimana adanya
·         Saja’ah, yaitu sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah
6. Ridha
Adalah menerima dengan lapang dada dan hati terbuka apa saja yang datang dari Allah
7. Muraqabah
Muraqabah bisa diartikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan selalu ada perhitungan, seberapa jauh ia dapat menunaikan kewajiban dan sampai dimana ia telah melakukan pelanggaran hukum Allah.
C.  Tajalli
     Tajalli dapat dikatakan terungkap nya nur ghaib untuk hati. Rasulullah Saw. bersabda: “ada saat – saat tiba karunia dari Tuhanmu, maka sikapkanlah dirimu untuk itu”. Oleh karena itu, setiap calon sufi mengadakan lathan jiwa (riyadah), berusaha untuk membersihkan dirinya ari sifat – sifat tercea, mengosongkan hati darisifat yang keji ataupun dari hal – hal duniawi, lalu mengisinya dengan sifat – sifat terpuji seperti: beribadah, zikir, menghindarkan diri dari hal – hal yang dapat mengurangi kesucian diri dan seluruh jiwa (hati) semata – mata hanya untuk memperoleh tajalli yaitu menerima pancaran ilahi.
     Apabila Tuhan telah menembus hati hambanya dengan nur-Nya, maka berlimpah ruahlah rahmat dan karunianya. Pada tingkatan ini, hati hamba akan bercahaya terang – benderang, dadanya terbuka luas, dan terangkat tabir rahasia alam malakut dengan karunia rahmat Tuhan tersebut[4].
     Adapun untuk memperdalam rasa cinta kepada Allah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
·         Munajat
·         Muraqabbah
·         Memperbanyak wirid dan dzikir
·         Tafakkur
·         Zikrul maut (mengingat kepada Allah akan kematian yang pasti akan terjadi).
D.  Zikir
     Zikir berasal dari kata dzakara-yadzkuru-dzikran, yang memiliki arti, menyebut, mengingat, memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal, dan mengerti.
     Kata Zikir pada mulanya berarti “mengucapkan dengan lidah atau menyebut sesuatu, maka ini kemudian berkembang menjadi “mengingat”, karena mengingat sesuatu seringkali mengantar lidah menyebutnya. Demikian juga menyebut dengan lidah dapat mengantar hati untuk mengingat lebih banyak lagi apa yang disebut – sebut itu, disebut sifat, perbuatan, atau peristiwa yang berkaitan dengannya. Dari sini dapat dipahami bahwa kata Zikrullah dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan menyangkut sifat – sifat atau perbuatan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, dan juga wahyu – wahyu- Nya, bahkan segala yang dikaitkan dengan-Nya demikian arti kata zikir tersebut maka zikir terbagi beberapa macam[5] :
·         Zikir lisany (zikir lidah)
Menyebut nama Allah dengan lidah, bunyinya berupa kalimat Subhanallah, Alhamdulillah, Shalawat dan istighfar, Asma’ul Husna, zikir ini poin pahalanya paling rendah dibandingkan macam zikir yang lain. Dan zikir ini ada yang menyebutnya sebagai zikir syari’at.
·         Zikir Qalbi (zikir hati)
Menyebut nama Allah dengan hati kalimat tasbih (Subhanallah), tahlil (lailahaillah), takbir (Allahu Akbar), tahmid (Alhamdulillah), taqdis, hauqallah, tarji’, istighfar. Zikir ini poin pahalanya bisa mencapai 70 kali lipat atau lebih dibandingkan zikir lisan, karena zikir qalbi tidak diketahui oleh orang lain sehingga keikhlasannya dapat lebih terjaga. Zikir ini ada yang menyebutnya sebagai ziqir thariqat. Tariqat artinya jalan zikir qalbi disebut dzikir thariqat karena menjalani jalan untuk mencapai tingkatan zikir berikutnya.
·         Zikir Aqly (zikir pikir): Memikirkan arti, makna dan maksud yang terkandung dalam kalimat – kalimat zikir.
Zikir ini disebut juga tafakkur (memikirkan) dan tadabbur (merenungkan) yaitu merenungkan keesaan dan kekuasaan Allah sebagaimana yang tersurat dalam kalimat zikir yang diucapkan.
·         Zikir Ruhy (zikir roh) kembalinya roh pada fitrah atau asal kejadiannya saat berada dalam arwah, menyaksikan dan membuktikan wujudnya Tuhan secara langsung tanpa perantara. Zikir ini disebut juga zikir makrifah, dan ini tingkatan zikir tertinggi.

Berikut ini kami kemukakan ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai dalil diisyaratkannya zikir.
فَاذْكُرُوْنِ أَذْكُرْكُمْ وَشْكُرُواْ لِى وَلاَتَكْفُرُوْنِ
“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (Q.S. Al-Baqarah : [2]:152)
    














BAB III
KESIMPULAN

Takhalli
     Takhalli ialah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa nafsu.
Tahalli
     Tahlli disini maksudnya adalah menghiasi atau mengisi diri dari sifat dan sikap serta perbuatan – perbuatan yang baik.
Adapun sikap – sikap yang dapat dibiasakan ialah sebagai berikut :
·         At-taubah
·         Cemas dan Harap
·         Zuhud
·         Al-faqr
·         Ash-shabru
·         Ridha
·         Muraqabbah
Tajalli
Tajalli dapat dikatakan terungkap nya nur ghaib untuk hati. Adapun untuk memperdalam rasa cinta kepada Allah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
·         Munajat
·         Muraqabbah
·         Memperbanyak wirid dan dzikir
·         Tafakkur
·         Zikrul maut (mengingat kepada Allah akan kematian yang pasti akan terjadi
Zikir
     Zikir berasal dari kata dzakara-yadzkuru-dzikran, yang memiliki arti, menyebut, mengingat, memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal, dan mengerti. Macam – macam zikir :
·         Zikir lisany
·         Zikir qalby
·         Zikir aqly
·         Zikir ruhy


DAFRTAR PUSTAKA
Nasution, Ahmad Bangun. 2013. Akhlak Tasawuf. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada





























MAKALAH
Takhalli, Tahalli, Tajalli, dan Zikir
 Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Ilmu Tasawuf
Dosen Pengampu: Drs.H. Ahmad Rifai, M.Pd


Logo-STAIN-Pekalongan.gif

Disusun Oleh :
1.      Ismi Aini Lathifah      (2022112081)
2.      Fatkhatun Ni’mah       (2022112084)

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2015


[1] Ahmad Bangun Nasution & Rayani Hanum Siregar, Akhlak dan Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.72
[2] Ahmad Bangun Nasution & Rayani Hanum Siregar, Akhlak dan Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 72
[3] Ibid, 73 – 74
[4] Loc.cit, hal. 74 – 75
[5] Loc.cit, hal. 76 – 77

No comments:

Post a Comment