rMAKALAH
Disusun guna memenuhi
tugas:
Mata
Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Triana Indrawati, M. Pd

Disusun Oleh :
1.
Yunita anggraeni
2.
Akhmad Zaenudin
3.
Ismi Aini Lathifah (2022112081)
4.
Islahul Maulana
5.
Hisbuna Ihda Nur Amalina
6.
Fatkhatun Ni’mah
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa
remaja merupakan peralihan antara masa kanak – kanak menuju masa dewasa. Para
teoritikus awal memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan
ketertekanan biologis atau sepenuhnya dipengaruhi lingkungan sosial[1]. Masa remaja dimulai
sekitar usia 10-12 tahun
dan berakhir sekitar 18-21 tahun[2]. Pada masa ini
perkembangan dan pertumbuhan anak mengalami banyak perubahan seperti pada fisik,
kognitif, emosional dan sosialnya.
Pada makalah ini selanjutnya
akan dibahas bagaimana
bentuk – bentuk perubahan tersebut yang menyangkut aspek fisik,
kognitif, emosional dan sosialnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan
fisik remaja ?
2. Bagaimana perkembangan
kognitif remaja ?
3. Bagaimana perkembangan
emosional remaja ?
4. Bagaimana perkembangan
sosial remaja ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Remaja
Masa remaja (adolesence) adalah
periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa[3]. Masa remaja dimulai
sekitar usia 10-12 tahun
dan berakhir sekitar 18-21 tahun. Dalam menelusuri masa remaja, kita harus
tetap mengingat bahwa tidak semua remaja sama. Etnis, budaya, sejarah, gender,
sosial-ekonomi dan gaya hidup yang bervariasi, mewarnai lintasan kehidupan
mereka[4]. Pada masa ini
perkembangan dan pertumbuhan anak mengalami banyak perubahan seperti pada fisik,
kognitif, emosional dan sosialnya.
Sedangkan
menurut perspektif lain masa remaja digambarkan sebagai berikut[5] :
1. Perspektif biologis,
dikemukakan oleh G.Stanley Hall yang berdasarkan pada teori evolusi Darwin.
Hall menggambarkan masa remaja sebagai sebuah periode yang begitu bergejolak
hingga menyerupai era peralihan evolusi manusia dari makhluk liar menuju
makhluk beradab.
2. Perspektif sosial,
pandangan ini dikemukakan oleh seorang antropolog Margaret Mead yang meneliti
perkembangan remaja di kepulauan Pasifik Samoa. Dari hasil penelitian di
simpulkan bahwa masa remaja adalah masa paling menyenangkan bagi remaja di
Samoa. Hal ini dikarenakan baiknya respon lingkungan yang ada ditempat tersebut
terhadap remaja.
3. Pandangan Berimbang,
yaitu pandangan bahwa masa remaja dipengaruhi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Pandangan
ini membagi masa remaja menjadi tiga tingkatan yaitu :
1) Masa remaja awal usia 11-14 tahun
Pada masa remaja awal ini ditandai dengan
adanya pubertas, yaitu sebuah kumpulan peristiwa biologis yang mengarah paa
badan ukuran dewasa dan kematanagn seksual.
2) Masa remaja usia 14-16 tahun, yaitu ketika
masa pubertas sudah mulai selesai.
3) Masa remaja akhir 16-18 tahun, yaitu ketika sosok anak muda mencapai
penampilan dewasa penuhnya dan mengantisipasi asumsi tentang peran orang
dewasa.
B. Perkembangan pada Masa
Remaja
Pada masa remaja ini bentuk perkembangan
yang terjadi diantaranya yaitu pada perkembangan fisik dan kognitif.
1.
Perkembangan
Fisik
penanda perubahan fisik pada remaja adalah
pubertas (puberty). Tanda dari adanya perubahan pubertas ini adalah ketika
tubuh membesar, pinggul dan bahu anak laki – laki dan perempuan membesar. Anak
perempuan menjadi lebih gemuk, sementara anak laki – laki lebih berotot.
Pubertas menyebabkan meningkatnya kinerja motorik lambat dan berangsur pada
anak perempuan, dan lebih dramatis pada anak laki-laki. Namun demikian, jumlah
remaja yang melakukan aktivitas fisik teratur menurun tajam seiring usia. Faktor
yang mempengaruhii adany perubahan pubertas ini diantaranya, faktor keturunan,
nutrisi, olahraga, dan kesehatan fisik[6].
1) Perubahan Hormonal
Perubahan hormona terjadi skitar
usia 8 atau 9 tahun. Sekresi hormon pertumbuhan dan tiroksin meningkat
menyebabkan pertumbuhan yang pesat pada anak, ukuran tubuh mulai membesar dan pencapaian
kematangan tulang[7].
2) Pertumbuhan tubuh [8]
a.
Ukuran
tubuh
Perkembangan tangan,tungkai, kaki, dan
tapak kaki tumbuh cepat lebih dulu, kemudian diikuti batang tubuh yang berperan
bagi sebagian besar pertambahan tinggi remaja.
Perbedaan besar ukuran tubuh menurut jenis
kelamin juga terlihat. Perbedaan ini disebabkan oleh tindakan hormon seks pada
kerangka tubuh. Bahu anak laki-laki membesar mengikuti pinggul sedangkan
pinggul anak perempuan membesar mengikuti bahu dan pinggang.
b.
Susunan
otot-lemak dan perubahan internal lainnya
Sekitar usia 8 tahun, anak perempuan mulai
menambahkan lemak pada lengan dan batang tubuh mereka. Sebaliknya, lemak pada
lengan dan kaki berkurang pada remaja putra. Pada masa remaja ini pun otot pada
laki-laki mempunyai kekuatan otot yang jauh lebih besar dari pada perempuan.
3) Perkembangan motorik dan aktifitas fisik[9]
Perubahan motorik dan aktifitas fisik pada
anak laki – laki dan perempuan berbeda. Anak perempuan cenderung lebih lambat
dan mengalami perubahan datar pada usia 14 tahun. Sebaliknya pada laki-laki
mengalami pacu tubuh besar dalam hal kekuatan, kecepatan dan daya tahan.
Dari penelitian yang dilakukan mengenai
perkembangan motorik dan aktifitas fisik remaja yang diperoleh dari bidang
olahraga, diperoleh hasil bahwa kinerja anak perempuan lebih rendah dari anak
laki-laki dilihat dari kecepaan lari, lompatan papan, dan jarak lemparan.
4) Kematangan seksual[10]
Remaja
perempuan
|
Usia rata-rata yang dicapai
|
Remaja laki-laki
|
Usia rata-rata yang dicapai
|
Payudara mulai “bertunas”
|
10
|
Testis mulai membesar
|
11,5
|
Pacu tinggi mulai terjadi
|
10
|
Rambut kelamin mulai tumbuh
|
12
|
Rambut kelamin mulai tumbuh
|
10,5
|
Penis mulai membesar
|
12
|
Puncak pacu kuat
|
11,6
|
Pacu tinggi mulai terjadi
|
12,5
|
Puncak pacu tinggi
|
11,7
|
Spermake
|
13,5
|
Menarke
|
12,5
|
Puncak pacu tinggi
|
14
|
Puncak pacu berat badan
|
12,7
|
Puncak pacu berat
|
14
|
Tinggi orang dewasa sudah sampai
|
13
|
Rambut wajah mulai tumbuh.
|
14
|
Pertumbuhan rambut kelamin sempurna
|
14,5
|
Suara mulai dalam
|
14
|
Pertumbuhan payudara sempurna
|
15
|
Pertumbuhan penis dan testis sempurna
|
14,5
|
|
|
Puncak pacu kuat
|
15,3
|
|
|
Tinggi orang dewasa sudah sampai
|
15,5
|
|
|
Pertumbuhan rambut kelamin
|
15,5
|
5) Perkembangan otak[11]
Perubahan yang terjadi pada otak saat masa
renaja, yaitu :
·
Pemangkasan
sinapsis tak terpakai dalam korteks serebral berlanjut hingga masa remaja.
Pertumbuhan dan mielinasi serat saraf terstimulasi menjadi semakin cepat
sehingga mendukung pertumbuhan kognitif, termasuk semakin membaiknya tingkat
kecepatan pengolahan, atensi, memori, perencanaan, kemempuan mengintegrasikan
diei dan regulasi diri. Selain itu sel saraf atau neuron menjadi lebih
responsif terhadap neurotransmiter perangsang, akibatnya remaja bereaksi lebih
kuat terhadap terhadap peristiwa penuh tekanan dan mengalami stimulus
menyenangkan dengan lebih kuat, akan tetapi mereka belum dapat mengendalikan
dorongan kuat tersebut.perubahan ini bisa jadi berperan terhadap dorongan
remaja untuk merasakan pengalaman baru.
·
Perubahan
juga terjadi dalam regulasi otak terhadap waktu tidur, mengarah pada “penundaan
fase” tidur. Kurang tidur meningkat sehingga berperan terhadap memburuknya
prestasi, perasaan tertekan, dan masalah perilaku.
2.
perkembangan kognitif
Teori Piaget (tahap operasional Formal)
Menurut Piaget karakteristik tahap ini ada
2 yaitu [12]:
·
penalaran
hipotesis deduktif, yaitu ketika remaja berhadapan dengan masalah mereka
berangkat dari sebuah hipotesis tentang variabel – variabel yang mungkin
mempengaruhi sebuah hasill, menarik kesimpulan logis dan teruji, dan secara
istematis memilah dan menggabungkan variabel - variabel untuk mengetahui
kesimpulan mana yang benar.
·
Pemikiran
proposional, yaitu remaja mampu mengevaluasi logika dibalik laporan verbal yang
terpisa dari situasi dunia nyata.
Egosentrisme remaja[13]
Egosentrisme remaja berarti remaja merasa
bahwa orang lain menyadari dan memperhatikan mereka daripada yang sebenarnya.
Aspek dari egosentris remaja menimbulkan kerusakan paling besar adalah rasa
kekebalan. Keyakinan ini akan mendorong perilaku seperti kebut-kebutan, penggunaan
obat-obatab terlarang, percobaan bunuh diri, dan perilaku seks yang tidak aman.
Idealisme dan kritisme[14]
Pemikiran pada tahap remaja, mereka selalu
mengharapkan lingkungan terdekatnya adalah sebuah lngkungan yang bebas dari
ketidak adilan, diskriminasi, atau perilaku tanpa nurani.terjadi pula
kesenjangan idealisme antara orang dewassa dengan remaja.remaja selalu menuntut
suatu lingkungan yang sempurna, dan ketika hal ini tidak dapat diwujudkan oleh
orang dewasa maka remaja akan mengkritik setiap kesalahan yang dilakukan orang
lain.
Adanya idealisme dan kritiksme remaja ini
sebenarnya menguntungkan, karena setelh remaja melihat kelebihan dan kekurangan
orang lain, eorang remaja akan lebih bisa bekerja secara konstruktif bagi
perubahan sosial dan membentuk hubungan positif dan tahan lama.
Pengambilan keputusan[15]
Pada hal pengambilan keputusan remaja
kerapkali melakukannya tanpe didasari rasio, seperti : (1.) mengidentifikasi
pro dan kontra mengenai setiap alternatif,(2.) menilai kemungkinan brbagai
hasil,(3) mengevaluasi pilihan mereka berdasarkan pertimbangan apakah tujuan
mereka terpenuhi dan jika tidak, (4) belajar dari kesalahan dan mengambil
keoutusan yang lebih baik dimasa depan.
Penguasaan
verbal[16]
Remaja putri memiliki skor yang sedikit lebih
baik dibanding remaja putra pada tes kemampuan verbal, dan keunggulan mereka
dalam prestasi membaca dan menulis semakin meningkat, barangkali karena
perkembangan dini belahan kiri korteks serebral dan stimulasi verbal ibu yang
lebih besar. Stereotip gender terhadap pengetahuan bahasa sebagai “feminim” dan
pengajaran teratur bisa melemahkan keterampilan literasi anak laki-laki.
3.
perkembangan
emosional
-
Perkembangan
Emosional pada Masa remaja
Teori Erikson [17]
Seperti kita lihat pada bagian perkembangan sosial-emosional
anak-anak, teori sepanjang hayat Erikson menyatakan bahwa seseorang melewati
delapan tahap perkembangan psikososial. Dalam delapan tahap yang diajukan
Erikson, gagasan tentang pembentukan identitas selama masa remaja merupakan
sumbangan terbesarnya bagi ilmu psikologi.
Pada tahap ke-5 teori Erikson yaitu identity
versus identity confusion, berkenaan dengan masalah remaja dalam mencari
identitas nya. Masa remaja menurut Erikson, adalah masa penangguhan yaitu
peralihan dari masa aman pada anak-anak dengan kemandirian pada masa dewasa.
Pada tahap ini remaja diharuskan dapat mencari jalan keluar dari
masalah-masalah yang mereka temui. Seorang remaja yang tidak mampu mencari
jalan keluar dari setiap masalahnya dan mengalami identity confusion
(kebingungan identitas).
Menurut Erikson terdapat dua dimensi
identitas yaitu eksplorasi (pencarian pilihan karier) dan komitmen (pengamblan
keputusan satus identitas). Dari dua dimensi identitas ini memunculkan 4 status
identitas :
·
Identity
difussion, seseorang belum mencari pilihan karir nya dan belum membuat
komitmen.
·
Identity
foreclosure, seseorang sudah membuat komitmen pada sebuah identitas sebelum
mencari pilihan lain.
·
Identity
moratorium, seseorang mencari jalur alternatif tetapi belum membuat komitmen.
·
Identity
achievement, seseorang telah mencari jalur alternatif dan telah membuat
komitmen.
Selama masa remaja visi remaja tentang diri
menjadi lebih kompleks, rapi, dan konsisten. Adanya perubahan pada pemahan diri
remaja dilihat dati hal :
·
Perubahan dalam konsep diri
Konsep
diri remaja sangat berbeda dengan konsep diri ketika masa kanak-kanak. Pada
masa kanak-kanak konsep diri cenderung pada hal-hal yang sama, seperti “aku seorang yang pintar,
berbakat, cerdas”, sedangkan pada konsep diri remaja mereka terkadang
menggunakan sifat yang saling bertentangan seperti “aku ini cerdas, teledor,
pemalu, dan gaul”. Hal ini karena semakin meluas nya dunia sosial remaja.
·
Perubahan dalam penghargaan diri
Selama
masa remaja, penghargaan-diri meningkat pada sebagian besar anak muda, yang
meras sangat senang dengan hubungan teman sebaya. Individu dengan tingkat
penghargaan-diri yang tinggi cenderung mampu menyesuaikan diri dengan baik,
mudah bergaul, dan teliti. Sebaliknya, rendahnya penghargaan-diri dalam segala
bidang ada kaitannya dengan gangguan penyesuaian. Akan tetapi beberapa faktor
penghargaan diri tertentu lebih terkait erat dengan peneyesuaian. Remaja yang
sangat tidk puas dengan hubungn orangtu seringkali agresif dan anti sosial.
Mereka dengan penghargaan diri rendah dalam bidang akademik cenderung cemas dan
tidak fokus. Mereka yang memiliki hubungan teman sebaya negatif lebih
berpeluang untuk dihantui rasa cemas dan depresi.
·
Status identitas
Perkembangan
identitas pada remaja melalui banyak jalan. Sebagian remaja tetap berada dalam
satu status, sementara sebagian lain mengalami banyak peralihan status. Pola itu
seringkali beragam disemua domain identitas, seperti orientasi seksual,
pekerjaan dan nilai-nilai politik keagamaan. Kebanyakan anak muda beralih dari
stats bawa pada status lebih tinggi.
-
Perkembagan moral
Teori Kohlberg tentang perkembangan moral[19]
Menurut Kohlberg, penalaran moral
berkembang secara bertahap melalui tiga tingkatan, masing- masing tingkatan
melalui dua tahapan yaitu:
·
Tingkat
prakonvensional, moralitas dikendalikandari luar oleh penghargaan/ganjaran,
hukuman, dan tokoh otoritas.
1.
Orientasi
hukuman dan ketaatan
Remaja
pada tahap ini sulit mempertimbangkan dua sudut pandang dalam sebuah dilema
moral.
2.
Orientasi
tujuan instrumental
Remaja
menjadi sadar bahwa orang dapat memiliki perspektif berbeda dalam sebuah dilema
moral, tetapi pertama-tama pemahaman ini sifatnya konkret.
·
Tingkat
konvensional, ketaatan paa hukum dan aturan menjaga hubungan positif manusia dan
tatanan masyarakat.
1.
Orientasi
anak baik atau moralitas kerjasama antar personal
Keinginan
untuk mematuhi aturan karena dapat menciptakan harmoni sosial pertama-tama
mengemuka dalam konteks hubungan personal akrab.
2.
Orientasi
untuk memelihara tatanan sosial
Pada
tahap ini, individu memperhitungkan yang lebih luas-perspektif hukum
masyarakat.
·
Tingkat
pasca konvensional, moralitas didefinisikan menurut prinsip-prinsip abstrak dan
universal tentang keadilan.
1.
Orientasi
kontak sosial
Pada
tahap 5, individu menganggap hukum dan aturan sebagai instrumen fleksibel bagi
pengejawantahan tujuan manusia.
2.
Orientasi
pada prinsip etika universal
Pada
tahap tertinggi ini, tindakan benar didefinisikan oleh prinsip-prinsip etika
kesadaran yang berlaku untuk semua orang, terlepas dari hukum dan kesepakatan
sosial.
3.
perkembangan
sosial
perkembangan
tanggung jawab sipil
C. Masalah perkembangan pada masa remaja[20]
1. Depresi
Depresi, merupakan perasaan sedih,
frustasi, dan putus asa terhadap hidup, disertai dengan hilangnya kesenangan
dalm banyak aktivitas dan gangguan tidur, nafsu makan, konsentrasi dan energi.
Faktor tejadinya depresi adalah perpaduan kuat faktor biologis dan lingkungan
yang memicu depresi. Faktor keturunan memainkan peran sangat penting terjadinya
depresi, akan tetapi pengalaman juga dapat mengaktifkan depresi dan mendukung
salah satu dari peubahan bilologis.
2. Bunuh diri
Anak
bunuh diri melonjak tajam dimasa remaja. Remaja putra menyumbang sebagian besar
jumlah kematian remaja dengan bunuh diri, sementara remaja putri lebih banyk
melakukan upaya bunuh diri yang gagal. Remaja yang berisiko bunuh diri bisa
saja adalah anak cerdas, menyendiri, dan pendiam, tetapi lebih sering mereka
adalah anak antisosial. Keluarga berantakan umum itemui dalam latar belakang
dari remaja yang bunuh diri.
[1] Laura E. Berk, Developmet Trough the Lifespan, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2012), hal. 495
[2] Laura A. King, Psikologi Umum, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),
hal.188
[3] Laura E. Berk, Op.cit
[4] Laura A. King, Op.cit
[5] Laura E. Berk, Op.cit, hal. 497
[6] Ibid.
[7] Ibid., hal. 497 – 498
[8] Ibid., hal. 498 – 499
[9] Ibid., hal. 499 – 501
[10] Ibid., hal. 502
[11] Ibid., hal. 503 – 504
[12] Ibid., hal. 526 -
528
[13] Laura A. King, Log.cit, hal. 191
[14] Laura E. Berk, Op.cit, hal. 533
[15] Ibid.
[16] Ibid. Hal. 535
[17] Ibid. Hal.554
[18] Ibid.
[19] Ibid. Hal 561
[20] Ibid. Hal.582 - 585
No comments:
Post a Comment