Sunday, December 4, 2016

psikolog



rMAKALAH
MASA PERKEMBANGAN REMAJA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Triana Indrawati, M. Pd

Logo-STAIN-Pekalongan.gif
Disusun Oleh :
1.      Yunita anggraeni
2.      Akhmad Zaenudin
3.      Ismi Aini Lathifah                  (2022112081)
4.      Islahul Maulana
5.      Hisbuna Ihda Nur Amalina
6.      Fatkhatun Ni’mah
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
     Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak – kanak menuju masa dewasa. Para teoritikus awal memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan ketertekanan biologis atau sepenuhnya dipengaruhi lingkungan sosial[1]. Masa remaja dimulai sekitar usia 10-12 tahun dan berakhir sekitar 18-21 tahun[2]. Pada masa ini perkembangan dan pertumbuhan anak mengalami banyak perubahan seperti pada fisik, kognitif, emosional dan sosialnya.
     Pada makalah ini selanjutnya akan dibahas bagaimana bentuk – bentuk perubahan tersebut yang menyangkut aspek fisik, kognitif, emosional dan sosialnya.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana perkembangan fisik remaja ?
2.    Bagaimana perkembangan kognitif remaja ?
3.    Bagaimana perkembangan emosional remaja ?
4.    Bagaimana perkembangan sosial remaja ?













BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Masa Remaja
     Masa remaja (adolesence) adalah periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa[3]. Masa remaja dimulai sekitar usia 10-12 tahun dan berakhir sekitar 18-21 tahun. Dalam menelusuri masa remaja, kita harus tetap mengingat bahwa tidak semua remaja sama. Etnis, budaya, sejarah, gender, sosial-ekonomi dan gaya hidup yang bervariasi, mewarnai lintasan kehidupan mereka[4]. Pada masa ini perkembangan dan pertumbuhan anak mengalami banyak perubahan seperti pada fisik, kognitif, emosional dan sosialnya.
     Sedangkan menurut perspektif lain masa remaja digambarkan sebagai berikut[5] :
1.    Perspektif biologis, dikemukakan oleh G.Stanley Hall yang berdasarkan pada teori evolusi Darwin. Hall menggambarkan masa remaja sebagai sebuah periode yang begitu bergejolak hingga menyerupai era peralihan evolusi manusia dari makhluk liar menuju makhluk beradab.
2.    Perspektif sosial, pandangan ini dikemukakan oleh seorang antropolog Margaret Mead yang meneliti perkembangan remaja di kepulauan Pasifik Samoa. Dari hasil penelitian di simpulkan bahwa masa remaja adalah masa paling menyenangkan bagi remaja di Samoa. Hal ini dikarenakan baiknya respon lingkungan yang ada ditempat tersebut terhadap remaja.
3.    Pandangan Berimbang, yaitu pandangan bahwa masa remaja dipengaruhi faktor  biologis, psikologis, dan sosial. Pandangan ini membagi masa remaja menjadi tiga tingkatan yaitu :
1)   Masa remaja awal usia 11-14 tahun
     Pada masa remaja awal ini ditandai dengan adanya pubertas, yaitu sebuah kumpulan peristiwa biologis yang mengarah paa badan ukuran dewasa dan kematanagn seksual.
2)   Masa remaja usia 14-16 tahun, yaitu ketika masa pubertas sudah mulai selesai.
3)   Masa remaja akhir 16-18 tahun,  yaitu ketika sosok anak muda mencapai penampilan dewasa penuhnya dan mengantisipasi asumsi tentang peran orang dewasa.

B.  Perkembangan pada Masa Remaja
     Pada masa remaja ini bentuk perkembangan yang terjadi diantaranya yaitu pada perkembangan fisik dan kognitif.

1.    Perkembangan Fisik
     penanda perubahan fisik pada remaja adalah pubertas (puberty). Tanda dari adanya perubahan pubertas ini adalah ketika tubuh membesar, pinggul dan bahu anak laki – laki dan perempuan membesar. Anak perempuan menjadi lebih gemuk, sementara anak laki – laki lebih berotot. Pubertas menyebabkan meningkatnya kinerja motorik lambat dan berangsur pada anak perempuan, dan lebih dramatis pada anak laki-laki. Namun demikian, jumlah remaja yang melakukan aktivitas fisik teratur menurun tajam seiring usia. Faktor yang mempengaruhii adany perubahan pubertas ini diantaranya, faktor keturunan, nutrisi, olahraga, dan kesehatan fisik[6].
1)   Perubahan Hormonal
               Perubahan hormona terjadi skitar usia 8 atau 9 tahun. Sekresi hormon pertumbuhan dan tiroksin meningkat menyebabkan pertumbuhan yang pesat pada anak, ukuran tubuh mulai membesar dan pencapaian kematangan tulang[7].
2)   Pertumbuhan tubuh [8]
a.    Ukuran tubuh
     Perkembangan tangan,tungkai, kaki, dan tapak kaki tumbuh cepat lebih dulu, kemudian diikuti batang tubuh yang berperan bagi sebagian besar pertambahan tinggi remaja.
     Perbedaan besar ukuran tubuh menurut jenis kelamin juga terlihat. Perbedaan ini disebabkan oleh tindakan hormon seks pada kerangka tubuh. Bahu anak laki-laki membesar mengikuti pinggul sedangkan pinggul anak perempuan membesar mengikuti bahu dan pinggang.
b.    Susunan otot-lemak dan perubahan internal lainnya
     Sekitar usia 8 tahun, anak perempuan mulai menambahkan lemak pada lengan dan batang tubuh mereka. Sebaliknya, lemak pada lengan dan kaki berkurang pada remaja putra. Pada masa remaja ini pun otot pada laki-laki mempunyai kekuatan otot yang jauh lebih besar dari pada perempuan.
3)   Perkembangan motorik dan aktifitas fisik[9]
  Perubahan motorik dan aktifitas fisik pada anak laki – laki dan perempuan berbeda. Anak perempuan cenderung lebih lambat dan mengalami perubahan datar pada usia 14 tahun. Sebaliknya pada laki-laki mengalami pacu tubuh besar dalam hal kekuatan, kecepatan dan daya tahan.
  Dari penelitian yang dilakukan mengenai perkembangan motorik dan aktifitas fisik remaja yang diperoleh dari bidang olahraga, diperoleh hasil bahwa kinerja anak perempuan lebih rendah dari anak laki-laki dilihat dari kecepaan lari, lompatan papan, dan jarak lemparan.
4)   Kematangan seksual[10]
Remaja  perempuan
Usia rata-rata yang dicapai
Remaja  laki-laki
Usia rata-rata yang dicapai
Payudara mulai “bertunas”
10
Testis mulai membesar
11,5
Pacu tinggi mulai terjadi
10
Rambut kelamin mulai tumbuh
12
Rambut kelamin mulai tumbuh
10,5
Penis mulai membesar
12
Puncak pacu kuat
11,6
Pacu tinggi mulai terjadi
12,5
Puncak pacu tinggi
11,7
Spermake
13,5
Menarke
12,5
Puncak pacu tinggi
14
Puncak pacu berat badan
12,7
Puncak pacu berat
14
Tinggi orang dewasa sudah sampai
13
Rambut wajah mulai tumbuh.
14
Pertumbuhan rambut kelamin sempurna
14,5
Suara mulai dalam
14
Pertumbuhan payudara sempurna
15
Pertumbuhan penis dan testis sempurna
14,5


Puncak pacu kuat
15,3


Tinggi orang dewasa sudah sampai
15,5


Pertumbuhan rambut kelamin
15,5

5)   Perkembangan otak[11]
     Perubahan yang terjadi pada otak saat masa renaja, yaitu :
·         Pemangkasan sinapsis tak terpakai dalam korteks serebral berlanjut hingga masa remaja. Pertumbuhan dan mielinasi serat saraf terstimulasi menjadi semakin cepat sehingga mendukung pertumbuhan kognitif, termasuk semakin membaiknya tingkat kecepatan pengolahan, atensi, memori, perencanaan, kemempuan mengintegrasikan diei dan regulasi diri. Selain itu sel saraf atau neuron menjadi lebih responsif terhadap neurotransmiter perangsang, akibatnya remaja bereaksi lebih kuat terhadap terhadap peristiwa penuh tekanan dan mengalami stimulus menyenangkan dengan lebih kuat, akan tetapi mereka belum dapat mengendalikan dorongan kuat tersebut.perubahan ini bisa jadi berperan terhadap dorongan remaja untuk merasakan pengalaman baru.
·         Perubahan juga terjadi dalam regulasi otak terhadap waktu tidur, mengarah pada “penundaan fase” tidur. Kurang tidur meningkat sehingga berperan terhadap memburuknya prestasi, perasaan tertekan, dan masalah perilaku.
2.    perkembangan kognitif
     Teori Piaget (tahap operasional Formal)
     Menurut Piaget karakteristik tahap ini ada 2 yaitu [12]:
·         penalaran hipotesis deduktif, yaitu ketika remaja berhadapan dengan masalah mereka berangkat dari sebuah hipotesis tentang variabel – variabel yang mungkin mempengaruhi sebuah hasill, menarik kesimpulan logis dan teruji, dan secara istematis memilah dan menggabungkan variabel - variabel untuk mengetahui kesimpulan mana yang benar.
·         Pemikiran proposional, yaitu remaja mampu mengevaluasi logika dibalik laporan verbal yang terpisa dari situasi dunia nyata.
Egosentrisme remaja[13]
     Egosentrisme remaja berarti remaja merasa bahwa orang lain menyadari dan memperhatikan mereka daripada yang sebenarnya. Aspek dari egosentris remaja menimbulkan kerusakan paling besar adalah rasa kekebalan. Keyakinan ini akan mendorong perilaku seperti kebut-kebutan, penggunaan obat-obatab terlarang, percobaan bunuh diri, dan perilaku seks yang tidak aman. 
Idealisme dan kritisme[14]
     Pemikiran pada tahap remaja, mereka selalu mengharapkan lingkungan terdekatnya adalah sebuah lngkungan yang bebas dari ketidak adilan, diskriminasi, atau perilaku tanpa nurani.terjadi pula kesenjangan idealisme antara orang dewassa dengan remaja.remaja selalu menuntut suatu lingkungan yang sempurna, dan ketika hal ini tidak dapat diwujudkan oleh orang dewasa maka remaja akan mengkritik setiap kesalahan yang dilakukan orang lain.
     Adanya idealisme dan kritiksme remaja ini sebenarnya menguntungkan, karena setelh remaja melihat kelebihan dan kekurangan orang lain, eorang remaja akan lebih bisa bekerja secara konstruktif bagi perubahan sosial dan membentuk hubungan positif dan tahan lama.
Pengambilan keputusan[15]
Pada hal pengambilan keputusan remaja kerapkali melakukannya tanpe didasari rasio, seperti : (1.) mengidentifikasi pro dan kontra mengenai setiap alternatif,(2.) menilai kemungkinan brbagai hasil,(3) mengevaluasi pilihan mereka berdasarkan pertimbangan apakah tujuan mereka terpenuhi dan jika tidak, (4) belajar dari kesalahan dan mengambil keoutusan yang lebih baik dimasa depan.
  Penguasaan verbal[16]
Remaja putri memiliki skor yang sedikit lebih baik dibanding remaja putra pada tes kemampuan verbal, dan keunggulan mereka dalam prestasi membaca dan menulis semakin meningkat, barangkali karena perkembangan dini belahan kiri korteks serebral dan stimulasi verbal ibu yang lebih besar. Stereotip gender terhadap pengetahuan bahasa sebagai “feminim” dan pengajaran teratur bisa melemahkan keterampilan literasi anak laki-laki.
3.    perkembangan emosional
-       Perkembangan Emosional pada Masa remaja
     Teori Erikson [17]
  Seperti kita lihat pada bagian perkembangan sosial-emosional anak-anak, teori sepanjang hayat Erikson menyatakan bahwa seseorang melewati delapan tahap perkembangan psikososial. Dalam delapan tahap yang diajukan Erikson, gagasan tentang pembentukan identitas selama masa remaja merupakan sumbangan terbesarnya bagi ilmu psikologi.
  Pada tahap ke-5 teori Erikson yaitu identity versus identity confusion, berkenaan dengan masalah remaja dalam mencari identitas nya. Masa remaja menurut Erikson, adalah masa penangguhan yaitu peralihan dari masa aman pada anak-anak dengan kemandirian pada masa dewasa. Pada tahap ini remaja diharuskan dapat mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang mereka temui. Seorang remaja yang tidak mampu mencari jalan keluar dari setiap masalahnya dan mengalami identity confusion (kebingungan identitas).
     Menurut Erikson terdapat dua dimensi identitas yaitu eksplorasi (pencarian pilihan karier) dan komitmen (pengamblan keputusan satus identitas). Dari dua dimensi identitas ini memunculkan 4 status identitas :
·         Identity difussion, seseorang belum mencari pilihan karir nya dan belum membuat komitmen.
·         Identity foreclosure, seseorang sudah membuat komitmen pada sebuah identitas sebelum mencari pilihan lain.
·         Identity moratorium, seseorang mencari jalur alternatif tetapi belum membuat komitmen.
·         Identity achievement, seseorang telah mencari jalur alternatif dan telah membuat komitmen.
-        Pemahamandiri [18]:
     Selama masa remaja visi remaja tentang diri menjadi lebih kompleks, rapi, dan konsisten. Adanya perubahan pada pemahan diri remaja dilihat dati hal :
·         Perubahan dalam konsep diri
Konsep diri remaja sangat berbeda dengan konsep diri ketika masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak konsep diri cenderung pada hal-hal yang  sama, seperti “aku seorang yang pintar, berbakat, cerdas”, sedangkan pada konsep diri remaja mereka terkadang menggunakan sifat yang saling bertentangan seperti “aku ini cerdas, teledor, pemalu, dan gaul”. Hal ini karena semakin meluas nya dunia sosial remaja.
·         Perubahan dalam penghargaan diri
Selama masa remaja, penghargaan-diri meningkat pada sebagian besar anak muda, yang meras sangat senang dengan hubungan teman sebaya. Individu dengan tingkat penghargaan-diri yang tinggi cenderung mampu menyesuaikan diri dengan baik, mudah bergaul, dan teliti. Sebaliknya, rendahnya penghargaan-diri dalam segala bidang ada kaitannya dengan gangguan penyesuaian. Akan tetapi beberapa faktor penghargaan diri tertentu lebih terkait erat dengan peneyesuaian. Remaja yang sangat tidk puas dengan hubungn orangtu seringkali agresif dan anti sosial. Mereka dengan penghargaan diri rendah dalam bidang akademik cenderung cemas dan tidak fokus. Mereka yang memiliki hubungan teman sebaya negatif lebih berpeluang untuk dihantui rasa cemas dan depresi.
·         Status identitas
Perkembangan identitas pada remaja melalui banyak jalan. Sebagian remaja tetap berada dalam satu status, sementara sebagian lain mengalami banyak peralihan status. Pola itu seringkali beragam disemua domain identitas, seperti orientasi seksual, pekerjaan dan nilai-nilai politik keagamaan. Kebanyakan anak muda beralih dari stats bawa pada status lebih tinggi.
-        Perkembagan moral
Teori Kohlberg tentang perkembangan moral[19]
Menurut Kohlberg, penalaran moral berkembang secara bertahap melalui tiga tingkatan, masing- masing tingkatan melalui dua tahapan yaitu:
·         Tingkat prakonvensional, moralitas dikendalikandari luar oleh penghargaan/ganjaran, hukuman, dan tokoh otoritas.
1.      Orientasi hukuman dan ketaatan
Remaja pada tahap ini sulit mempertimbangkan dua sudut pandang dalam sebuah dilema moral.
2.      Orientasi tujuan instrumental
Remaja menjadi sadar bahwa orang dapat memiliki perspektif berbeda dalam sebuah dilema moral, tetapi pertama-tama pemahaman ini sifatnya konkret.
·         Tingkat konvensional, ketaatan paa hukum dan aturan menjaga hubungan positif manusia dan tatanan masyarakat.
1.      Orientasi anak baik atau moralitas kerjasama antar personal
Keinginan untuk mematuhi aturan karena dapat menciptakan harmoni sosial pertama-tama mengemuka dalam konteks hubungan personal akrab.
2.      Orientasi untuk memelihara tatanan sosial
Pada tahap ini, individu memperhitungkan yang lebih luas-perspektif hukum masyarakat.
·         Tingkat pasca konvensional, moralitas didefinisikan menurut prinsip-prinsip abstrak dan universal tentang keadilan.
1.      Orientasi kontak sosial
Pada tahap 5, individu menganggap hukum dan aturan sebagai instrumen fleksibel bagi pengejawantahan tujuan manusia.
2.      Orientasi pada prinsip etika universal
Pada tahap tertinggi ini, tindakan benar didefinisikan oleh prinsip-prinsip etika kesadaran yang berlaku untuk semua orang, terlepas dari hukum dan kesepakatan sosial. 
3.    perkembangan sosial
perkembangan tanggung jawab sipil


C.  Masalah perkembangan pada masa remaja[20]
1.    Depresi
     Depresi, merupakan perasaan sedih, frustasi, dan putus asa terhadap hidup, disertai dengan hilangnya kesenangan dalm banyak aktivitas dan gangguan tidur, nafsu makan, konsentrasi dan energi. Faktor tejadinya depresi adalah perpaduan kuat faktor biologis dan lingkungan yang memicu depresi. Faktor keturunan memainkan peran sangat penting terjadinya depresi, akan tetapi pengalaman juga dapat mengaktifkan depresi dan mendukung salah satu dari peubahan bilologis.
2.    Bunuh diri
Anak bunuh diri melonjak tajam dimasa remaja. Remaja putra menyumbang sebagian besar jumlah kematian remaja dengan bunuh diri, sementara remaja putri lebih banyk melakukan upaya bunuh diri yang gagal. Remaja yang berisiko bunuh diri bisa saja adalah anak cerdas, menyendiri, dan pendiam, tetapi lebih sering mereka adalah anak antisosial. Keluarga berantakan umum itemui dalam latar belakang dari remaja yang bunuh diri.




[1] Laura E. Berk, Developmet Trough the Lifespan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2012), hal. 495
[2] Laura A. King, Psikologi Umum, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal.188
[3] Laura E. Berk, Op.cit
[4] Laura A. King, Op.cit
[5] Laura E. Berk, Op.cit, hal. 497
[6] Ibid.
[7] Ibid., hal. 497 – 498 
[8] Ibid., hal. 498 – 499
[9] Ibid., hal. 499 – 501
[10] Ibid., hal. 502
[11] Ibid., hal. 503 – 504
[12] Ibid., hal. 526 -  528  
[13] Laura A. King, Log.cit, hal. 191
[14] Laura E. Berk, Op.cit, hal. 533
[15] Ibid.
[16] Ibid. Hal. 535
[17] Ibid. Hal.554
[18] Ibid.
[19] Ibid. Hal 561
[20] Ibid. Hal.582 - 585

No comments:

Post a Comment