Sunday, December 4, 2016

evaluasi pendidikan



MAKALAH
KAIDAH – KAIDAH PENULISAN SOAL
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah                      : Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu              :Nanang Hasan Susanto, M. Pd


Logo-STAIN-Pekalongan.gif

Disusun Oleh :
1.      Sri Puji Lestari                  (2022112027)
2.      Ismi Aini Lathifah            (2022112081)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
     Soal atau tes merupakan suatu alat yang digunakan didalam proses penilaian. Soal atau tes ini menjadi acuan bagi guru didalam memberikan nilai kepada seorang siswa. Oleh  karena itu tes yang diberikan haruslah sesuai dengan kompetensi yang telah diajarakan agar hasil yang diperoleh dari tes tersebut menghasilkan sesuatu seobjektif mungkin pada kemampuan yang dimiliki siswa.
     Oleh karena tes atau soal ini sangat penting, maka diperlukan suatu kaidah agar dalam menyusunnya tidak terjadi kesalahan. Dalam makalah ini selanjutnya akan diterangkan kaidah – kaidah penulisan soal sesuai dengan bentuk soal yang diberikan.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bentuk – bentuk soal
2.    Kaidah – kaidah penulisan soal











                                                                        BAB II                                                   
PEMBAHASAN
A.  Bentuk – bentuk Soal
1.    Soal Objektif
            Soal yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai seara objektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama. contoh dari soal ini adalah : soal true – false (benar – salah), multiple Choice (pilihan ganda), matching (menjodohkan), fill-in, (mengisi titik – titik pada kalimat yang dikosongkan)[1].
2.    Soal non objektif atau soal essay
            Soal non objektif atau soal essay ialah soal yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat yang panjang – panjang. Karena tes essay memerlukan jawaban yang panjang dan waktu yang lama, biasanya soal –soal tes essay jumlahnya sangat terbatasberjumlah disekitar lima sampai soal[2].
B.  Kaidah penulisan soal
     Soal Objektif
Kaidah – kidah penulisan soal objekif[3], adalah sebagai berikut :
1.    fill-in (mengisi titik – titik pada kalimat yang dikosongkan).
a.    Bahasa hendaknya jelas, kalimat jangan terlalu panjang sehingga bisa dipahami.
b.    Yang dihilangkan atau harus diisi (titik – titik) janganlah mengenai satu macam hal saja, tetapi harus beberapa macam hal.
c.    Jawaban (isi titik – titik) jangan merupakan kalimat panjang, sebab kalau demikian, bukan tes objektif lagi melainkan menyerupai tes essay.
d.   Jumlah jawaban (titik titik) harus tertentu supaya memudahkan pengetes untuk menskornya (10, 20, 25 soal).



     Contoh soal :
     Pendiri Kerajaan Majapahit yang mula – mula ialah … (1), pada tahun …(2). Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan …(3), dengan patihnya …(4) yang gagah berani.
2.    True – false (benar – salah)
a.    Hindarkan item yang dapat dinilai “benar” dan “salah” secara meragukan.
     Contoh:
     B – S :        Saya mendaftar ke IKIP karena takut kalau – kalau tidak diterima di UI
     Apakah item ini benar atau salah ? Calon mahasiswa yang menggunakan IKIP sebagai cadangan, secara jujur akan membenarkan item tersebut, akan tetapi, bagi pengetes maksudnya adalah sebaliknya.
b.    Soal – soal atau item tidak boleh mengandung kata – kata yang merupakan atau terlalu menunjukan jawabannya. Misalnya dengan kata – kata : kadang – kadang, mungkin, sudah pasti, barangkali, selalu, dsb.
c.    Sedapat mungkin hindarkan statement yang negative, yang mengandung kata tidak atau bukan.
     B – S :        Termometer bukan pengukur suhu udara
d.   Hindarkan kalimat yang terlalu panjang atau kalimat majemuk yang meragukan.
     B – S :        Bapak system pengajaran klasik ialah Pestalozi dan ia mendirikan Kinder Garten yang pertama.
3.    Multiple Choice (pilihan ganda)
·      Statement harus jelas merumuskan suatu masalah. Tentukanlah sebelumnya bahwa hanya ada satu jawaban yang paling benar dan tepat.
     Contoh yang kurang baik :
     Salah satu propinsi di Sumatera …
a.    Merupakan penghasil karet terbesar di Indonesia
b.    Berpenduduk paling padat di Sumatera
c.    Mempunyai kebudayaan yang sangat tinggi
d.   Masih kuat mempertahankan adat istiadat lama
     Perumusan stem (pokok soal) seperti diatas tidak jelas menunjukan permasalahan yang hendak dipertanyakan. Siswa akan bingung memilih jawaban dari alternative yang disediakan itu.
·      Baik statement atau option sedapat mungkin jangan merupakan suatu kalimat yang terlalu panjang.
·      Kalau optionnya bilangan maka urutkan dari kecil ke besar atau dari besar ke kecil.
     Contoh soal :
     “semua warga Negara mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Pertanyaan ini tercantum dalam UUD 45, yaitu pada pasal ….
a.    25 ayat 1
b.    26 ayat 1
c.    27 ayat 1
d.   29ayat 1
·      Hindarkan option yang tidak ada sangkut pautnya satu sama lain. Dengan kata lain, option hendaknya homogen.
     Contoh soal :
bbbb.jpg
 
Sebuah pensil dimasukkan kedalam gelas berisi air maka pensil terlihat patah seperti gambar. Hal ini terjadi karena adanya peristiwa...
a.    Pembiasan cahaya
b.    Perambatan cahaya
c.    Penguraian cahaya
d.   penguapan air
optin d tidak homogeny
·      sedapat mungkin hindari pengggunaan pernyataan yang bersifat negative, lebih – lebih negative ganda, karena akan membingungkan siswa.
     Contoh soal :
     Pada semua tumbuhan berdaun hijau, photosintesis tidak akan terjadi tanpa
a.    udara, tanah, dan air
b.    udara, tanah, dan cahaya
c.    udara, cahaya, dan air
d.   cahaya, air, dan tanah
     namun apabila terpaksa harus menggunakan pernyataan negative, maka kata “tidak”, “kecuali”, “tanpa”, dan sebagainya, ditulis seluruhnya dengan huruf besar, atau dengan huruf kecil dan digaris bawahi, atau dicetak miring.
·      Hindari sedapat mungkin penggunaan option yang terakhir dengan “semua jawaban diatas salah” .
     Dengan mengatakan semua jawaban diatas salah, tidak dapat dipantau apakah siswa mengetahui pula jawabannya yang benar.
     Contoh soal :
     Eddy hari ini tidak berangkat sekolah …. Sakit.
a.    Meskipun
b.    Karena
c.    Supaya
d.   Semua jawaban diatas salah,
·      Hindari sedapat mungkin penggunaan option yang terakhir dengan “semua jawaban diatas benar”.
     Contoh soal :
     Untuk membuat trens dipergunakan tusuk …
a.    Pipih
b.    Balut
c.    Feston
d.   Semua jawaban diatas benar
·      Pokok soal (stem) hendaknya terdiri atas materi yang diperlukan saja sehingga tidak mengaburkan maksud soal itu sendiri.
     Contoh soal :
     Sutan Takdir Alisahbana adalah seorang satrawan yang banyak berjasa dalam bidang pengembangan tata bahasa Indonesia. Salah satu buku karangan sutan Ali Sahbana adalah …
a.    Dibawah lindungan ka’bah
b.    Layar terkembang
c.    Atheis
d.   Deru campur debu
     Bagian stem yang dicetak miring diatas tidak diperlukan. Karena itu, sebiknya ditiadakan saja.
·      Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar
·      Alternative jawaban (option) sebaiknya logis dan pengecoh berfungsi.
     Contoh soal :
     Fungsi utama hemoglobin dalam sel darah merah adalah …
a.    Membantu pencernaan makanan
b.    Mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin
c.    Mempertajam indera penciuman
d.   Mengangkut oksigen
     Option a, b, dan c tidak logis dan karena itu tidak berfungsi.
4.    Matching (menjodohkan)
a.    Diantara bentuk – bentuk tes objektif, yang paling sukar adalah matching. Maka dari itu dalam menyusunan banyak sedikitnya soal disesuaikan dengan berat ringannya tingkat kesukaran tes tersebut.
b.    Tes objektif  berbentuk matching sangat baik dipergunakan untuk mengetes hal – hal yang factual seperti arti kata, tanggal dan peristiwa,nama tokoh – tokoh dan istilah – istlah asing.
c.    Keseluruhan soal hendaknya dibuat sehomogen mungkin tidak terdiri atas berbagai macam hal yang campur aduk.
d.   Jumlah butir pasangan (jawaban atau tanggapan) hendaknya lebih banyak dari jumlah butir soa untuk mengurangi kemungkinan benar karena tebakan melalui proses eliminasi.
e.    Tempatkan soal – soal dan pasangannya sebelah – menyebelah agar siswa dapat mudah menjodohkannya.
f.     Sebaiknya hanya ada satu pasangan jodoh yang benar.
g.    Rumusan butir – butir pasangan hendaknya singkat agar memudahkan siswa menjodohkan dengan bagian soal.
h.    Hindarkan soal – soal yng menuntut siswa menjodohkan bagian – bagian kaliamat yang tidk sempurna karena kesalahan tata bahasa dapat membingungkan.


Contoh soal :

1.    Yang mendirikan Kerajaan Majapahit yang pertama.
2.    Patih Kerajaan Majapahit yang terkenal.
3.    Pendiri Kerajaan Singosari.
4.    Raja Singosari yang terakhir.
a.    Gajah Mada
b.    Hasanuddin
c.    Raden Wijaya
d.   Ken Arok
e.    Anusapati
f.     Kertanegara



     Soal non objektif (soal essay)
Dalam tes non objektif ini terdapat beberapa kaidah[4], yaitu:
a.    Rumusan pertanyaan hendaknya menggunakan kata – kata Tanya atau perintah seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, dll. Hindari pemakaian kata – kata yang sangat spesifik seperti siapa, apa, dimana, dan kapan. Dasar kaidah ini adalah bahwa tes uraian digunakan untk menguku tingkah laku yang berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, membandingkan, merangkum, membedakan, mengevaluasi, atau mengukur keterampilan berbahasa.
b.    Soal hendaknya dirumuskan dengan kalimat sederhana sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa siswa
c.    Rumuskan kalimat soal dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, baik yang berkenaan dengan ejaan, penulisan kata, ataupun penempatan tanda baca.
d.   Gunakan kata – kata yang tidak menimbulkan salahpengertian atau menimbilakn penafsiran ganda sehingga dapat mengaburkan maksud soal serta dapat membingungkan siswa dalam merumuskan jawaban.
e.    Hindarilah kalimat soal yang mengandung unsure – unsure yang dapat menyinggung perasaan siswa karena berhubungn dengan agama yang dipeluknya, kebiasaan daerah atau kebudayaan setempat, atau hal – hal lain yang dapat menyinggung perasaan siswa.
f.     Tetapkanlah waktu yang disediakan untuk menjawab soal tersebut dan dan banyaknya kalimat atau halaman tulisan yang diperlukan.
g.    Lengkapilah setiap butir soal dengan kunci atau criteria jawaban sebagai pedoman penskoran.
h.    Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.


















BAB III
KESIMPULAN
            Tes adalah alat yang digunakan dalam penilaian. Tes memiliki dua bentuk yaitu tes objektif dan non objektif. Tes non objektif adalah tes essai yang memerlukan jawaban dengan uraian yang panjang, sedangkan tes objektif adalah tes yang jawabannya dipilih dari kemungkinan – kemungkinan jawaban yang telah disebutkan, contohnya seperti tes fill – in, tes true – false, multiple choice, dan tes matching.
            Penyusunan tes tidaklah sembarangan, akan tetapi mempunyai kaidah – kaidah tertentu. Oleh karena itu perlulah bagi seorang guru untuk memperhatikan kaidah – kaidah ini agar dalam pembuatan soal atau tes tidak keliru, sehingga akan didapat nilai dari tes tau soal tersebut seobjektif mungkin.












DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 1991. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta : PT Grasindo


[1] Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1991), hal.35
[2] Ibid
[3]Ngalim Purwanto, Op.cit., hal. 40 – 42
[4] Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta : PT Grafindo, 1991), hal. 71 – 72

No comments:

Post a Comment