MAKALAH
Metode Pembelajaran Ketrampilan Berbahasa: Ketrampilan Menulis (Maharah
al-Kitabah)
Disusun guna memenuhi
tugas :
Mata
Kuliah : Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Abdul
Basith M.Ag

Disusun Oleh :
1.
Nailis Nurul Madinah (2022112078)
2.
Ismi Aini Lathifah (2022112081)
3.
Nur Hidayat (2022112083)
4.
Fatkhatun Nikmah (2022112084)
5.
Umi Kulsum (2022113068)
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kitabah(menulis)
berarti melukiskan lambang-lambang grafis yang meng
gambarkan
suatu bahasa yang difahami seseorang untuk dibaca orang lain.
Menulis
meliputi kegiatan dalam tulis-menulis, termasuk menulis dalam pengertian
yang sangat
sederhana seperti menulis huruf, sampai kepada menulis yang lebih
komplek.dnngan
dmikian menulis (kitabah) dapat berupa kegiatan sederhana tetapi mendasar,
yakni sekadar melukiskan lambang-lambang grafis dan dapat pula menjadi kegiatan
yang lebih kompleks berupa penuangan pikiran yang dikenal dengan mengarang.
Mengarang adalah salah satu bagian dari keterampilan menulis. Mengarang
(al-insya’)adalah kegiatan menyusun kata-kata dalam kalimat secara benar dan
sesuai dengan kaidah tata bahasa. Penulis menghubungkan kalimat-kalimat
tersebut hingga terbentuk suatu tulisan yang berkesinambungan yang dapat
mengkomunikasikan pikiran dan ide penulis tentang suatu topik tertentu.
Menulis
merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa didukung olehtekanan suara,
nada, mimik, gerak gerik dan tanpa situasi seperti yang terjadi pada kegiatan
komunikasi lisan. Jadi , penulis harus pandai memanfaatkan
kata-kata,
ungkapan, kalimat, serta menggunakan pungtuasi untuk menyampaikan,
menginformasikan,
melukiskan dan menyarankan sesuatu kepada orang lain.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian
Ketrampilan Menulis (Maharah al-Kitabah)
2.
Bagaimanakah
Konsep al-Kitabah
3.
Apakah
Tujuan Pembelajaran al-Kitabah
4.
Strategi
apa yang dapat dilakukan dalam Pembelajaran al-Kitabah
5.
Langkah-langkah
pengajaran maharah kitabah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keterampilan
Menulis (Maharah al-Kitabah)
Keterampilan menulis (maharah
alkitabah/writing skill) adalah kemampuan dalam mendiskripsikan atau
mngungkapkan isi pikiran , mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata
sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang[1].
Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa
arab secara garis besar dapat dibagi tiga kategori:
1. Keterampilan imla’
2. Keterampilan khot
3. Keterampilan kaligarfi
B.
Konsep
al-Kitabah
maharah al-kitabah (keterampilan menulis) merupakan kemampuan
seseorang
dalam mengolah lambang-lambang grafis menjadi kata-kata, lalu kata-kata
menjadi
kalimat yang efektif yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku,
guna
menyampaikan dan menginformasikan ide, buah pikiran, pendapat, pengalaman,
sikap,
perasaan dan emosi kepada orang lain.
C.
Tujuan
Pembelajaran al-Kitabah
Tujuan
pembelajaran kitabah didalam bahasa arab dimungkinkan didalam materi[2] :
1.
Menulis
huruf arab dan mengetahui hubungan antara harokat huruf dan bunyinya.
2.
Menulis
kalimat bahasa arab dengan huruf terpisah dan huruf sambung dengan perbedaan
harokat huruf diawal kalimat, ditengah kalimat, dan diakhir kalimat.
3.
Menyempurnakan
metode kitabah didalam bahasa arab
dengan khat ynag menarik dan utuh.
4.
Menyempurnaan
penulisan khat naskh, khat rik’ah, atau memperbaiki keduanya agar lebih mudah
dalam proses pembelajaran.
5.
Menyempurnaan
penulisan dimulai dari sisi kanan ke sisi kiri.
6.
Mengetahui
prinsip-prinsip tata cara dikte dan mengetahui apa yang ada dalam bahasa arab
dari sebagian perbedaan antara ucapan dan penulisan.
7.
Agar
bisa menerjemahkan tulisan didalam kalimat.
8.
Mengetahui tanda-tanda penomoran dan
menunjukan tata cara dalam membantu mengetahui tanda-tanda penomoran.
9.
Agar
bisa menerjemahkan penulisan yang belum terpakai dalam rumus nahwu.
10.
Dapat
menguasai pola-pola yang sesuai dengan judul dan ide pokok yang diungkapkan
dari ide pokok tersebut.
11.
Agar
bisa menulis cepat dengan bahasa yang benar, utuh dan ungkapan yang jelas.
D.
Strategi
Pembelajaran al-Kitabah (Menulis)
Dari berbagai keterampilan berbahasa, keterampilan menulis
merupakan keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Menulis
merupakan sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lain nya
yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Sebagaimana dikemukakan oleh H.M.Abdul Hamid dkk bahwa pembelajaran
menulis berpusat pada tiga hal :
1.
Kemampuan
menulis dengan tulisan yang benar
2.
Memperbaiki
khoth
3.
Kemampuan
mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.
Dalam pembelajaran kitabah ini dapat digunakan 3 metode yaitu :
metode nahwu watarjamah, metode mubasysyaroh, dan metode sam’iyah syfawiyah.
Adapun
bentuk pembelajaran kitabah[3],
yaitu :
1.
Pembelajaran
imla’
a.
Imla’ manqul
Pada tingkat
ini bertujuan untuk memperbaiki siswa dalam menulis huruf – huruf arab dan kata
– kata bahasa arab. Pada tingkat ini juga tidak hanya berpusat pada penulisan
huruf tetapi juga pada tarqiq dan qowaid.
b.
Imla’ mandhur
Tingkat ini merupakan lanjutan dari tingkat sebelmnya. Dalam
tingkat ini guru dapat memberikan latihan – latihan berupa :
·
Siswa
diminta untuk memepelajari dirumah teks yang diberikan oleh guru, kemudian
setelah dipelajari ketika dikelas siswa dan guru dikelas bersama – sama
mendiskusikan kembali teks tersebut dan guru menerngkan
·
Memberikan
siswa teks pendek, kemudian meminta siswa untuk menghafalnya kata per-kata,
kemudian meminta siswa untuk menuliskannya kembali.
·
Meminta
sisa untuk menuliskan kembali apa yang telah dipelajarinya tanpa meihat kembali
pada catatan. Kemudian membandingkan kembali antara tulian jawabannya dengn
tulisan yang ada dicatatan
·
Bias
juga dengan guru mengemukakan satu atau dua aragraf yang pernah dibaca siswa
kemudian dibuang kata – kata kuncinya, dan meminta siswa untuk
menyempurnakannya.
·
Guru
dapat pula memberikan pertanyaan yang jawabannya telag dihafal siswa kemudian
meminta siswa untuk menuliskannya kembali.
·
Pada
tahap terakhir guru menulis kata – kata sult dipapan tulis kemudian siswa
menyalinnya.
c.
Imla’ Ikhtibariy
Dalam imla’
ikhtibariy ini membutuhka tiga keterampilan yaitukemampuan mendengar, kemampuan
menghafal, dan kemampuan menulis. Tujuan dari imla’ikhtibariy adalah untuk
memperkuat hubungan antara suara dan rumus yang telah dipelajari siswa ketik
membaca dan mengevaluasi perkembangan dan kemajuan ingatan terhadap yang
didengar siswa.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran imla’
:
·
Hendaknya
guru dalam membacakan materinya dengan suara nyaring dan mendiktekannya kepada
siswa dengan kecepatan sedang dan membuat penggalan jumlah yan bermakna untuk
didiktekan.
·
Setelah
mendiktekan materi guru hendaknya memberikan waktu kepada siswa untuk
mengoreksi kembalimaterinya masing – masing.
2.
Pembelajaran
Ta’bir
a.
Ta’bir
Muwajjah ( terbimbing )
Pembelajaran pada tingkat ini hendaknya dilakukan secara bertahap
dimulai dari menlis satu kalimat kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat
kemudian bekembang menjadi satu paragraph lalu dua paragraph dan seterusnya.
Adapun
beberapa latihan yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini :
·
Pembelajaran
diawali dengan penyempurnaan kalimat
·
Latihan
menganalisis, yakni menganaisis berbagai makna yang terdapat dalam satu jumlah.
b.
Ta’bir
Hurr ( Menulis Bebas )
Pada
pembelajaran ini dipilih tema – tema yang sesuai dengan penguasaan siswa, baik
dari penguasaan kosa kata, tarqiq, dan penggunaan kaidah – kaidah
bahasa.
Selain dari
strategi pembelajaran kitabah diatas, adapula beberapa tenik pembelajaran
alternative lainnya yang dapat digunakan dalam pembelajaran kitabah[4] :
1.
Memperkenalkan
karangan
2.
Meniru
model
3.
Karangan
bersama
4.
Menyusun
kembali karangan
5.
Menyelesaikan
cerita
6.
Menjawab
pertanyaan
7.
Meringkas
isi bacaan
8.
Reka
cerita gambar
9.
Mengembangkan
kata kunci
10.
Mengembangkan
kalimat topic
11.
Mengembangkan
judul
12.
Mengembangkan
kata-kata mutiara (amtsal/mahfuzhat)
13.
Menulis
surat
14.
Menyusundialog
15. Menyusunwacana
E.
Langkah-langkah
pengajaran maharah kitabah
Dalam makalah kami langkah-lanagkah yang akna dicontohkan adalah
dalam bentuk imla’[5]
:
1.
Guru menentukan
materi bacaan yang
sudah dikenal para
siswa agar mereka
mempersiapkan diri terlebih dahulu di rumah. Dari materi itulah
guru mengambil
bahan imla’untuk waktu berikutnya.
2.
Guru
mendiktekan materi bacaan, baik seluruhnya, sebagian, maupun memilih
sebagian kalimat atau kata. Ketika mendikte kan bacaan, guru
membacakannya
dengan perlahan sebanyak tiga kali. Guru juga harus membacanya
dengan teliti.
Para siswa akan menulis apa yang mereka dengar dan mereka mendengar
apa
yang diucapkan oleh gurunya.
3.
Setelah
dikte selesai, guru mengadakan koreksi. Selang waktu antara kegiatan
imla’ dan pengkoreksian tidak boleh terlalu lama, karena pengukuhan
harus
segera dan cepat.
4.
Guru
atau siswa menulis jawaban-jawaban yang benar di dalam buku tulis atau
papan tulis.
5.
Setiap
siswa mengoreksi tulisan masing-masing, atau mereka saling menukarkan
buku dengan sesama mereka dan mengoreksinya. Koreksi oleh
masing-masing
jauh lebih baik, lebih cepat dan lebih ringan dibandingkan dengan
saling tukar
buku. Untuk para siswa pemula semua tugas sebaiknya dikoreksi
langsung oleh
guru.
6.
Guru
dan para siswa membahas kesalahan-kesalahan yang terjadi pada latihan
dikte.
7.
Guru
meminta para siswa mengulangi setiap tulisan mereka yang salah sebanyak
tiga, empat atau lima kali.
BAB
III
KESIMPULAN
Keterampilan menulis (maharah
alkitabah/writing skill) adalah kemampuan dalam mendiskripsikan atau
mngungkapkan isi pikiran , mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis
kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.
Seperti
dalam maharah sebelumnya, maharah ini lebih menekankan kemahiran siswa dalam
keterampilan menulis seperti imla’, khat, insyaq. Tujuannya agar siswa bisa
memahami tata cara penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa arab.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhrurrozi, Aziz & Erta Mahyudin. 2012. Pembelajaran
Bahasa Arab. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI
Hermawan, Asep. 2009. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosda Karya
Naqoh, Mahmud Kamil. 1985. Ta’lim
Lughoh Al-‘arobiyah. Makkah: jami’ah Umil Quro’
Wa Muna. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta: Sukses offset
[1] Asep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung: Rosda Karya, 2009)
[2]Mahmud Kamil
Naqoh, Ta’lim Lughoh Al-‘arobiyah, (Makkah: jami’ah Umil Quro’, 1985 )
236 – 237
[3] Wa Muna, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Sukses offset, 2011), hlm.125 – 128
[4] Aziz
Fakhrurrozi & Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 362 - 364
[5] Ibid, hlm. 358
alhamdulillah sangat membantu. makalah nya bagus
ReplyDelete