BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika membahas
suatu bidang kajian ilmu, kita tidak akan terlepas dari teori yang
mendasarinya. Demikian juga dengan psikologi perkembangan. Teori dapat
dijadikan sebagai landasan untuk menyususn dan mengorganisasi data dan fakta
yang diperoleh guna meramalkan eristiwa yang akan datang. Oleh karena itu,
teori harus dapat diuji dan sangat memungkinkan untuk menjadi salah ketika
muncul teori baru yang dianggap lebih tepat.
Dalam Psikologi
perkembangan terdapat empat kelompok besar yang menyusun teori perkembangan,
yaitu teori psikoanalisis, teori kematangan, teori belajar - social, serta
teori perkembangan kognisi.
Dalam makalah
ini akan dipaparkan dari salah satu teori tersebut yaitu teori psikoanalisis
yang dikemukakan oleh dua tokoh yaitu Sigmund Freud dan Erik Erikson.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian
Psikoanalisis
2.
Psikoanalisis
menurut Sigmund Freud
3.
Psikososial
menurut Erik Erikson
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Teori
Psikoanalisis
Psikoanalisis menggambarkan perkembangan sebagai
sesuatu yang biasa tidak disadari (diluar kesadaran) dan diwarnai oleh emosi.
Ahli teori psikoanalisis percaya bahwa perilaku hanyalah sebuah karakteristik
permukaan dan bahwa pemahaman yang sebenarnya mengenai perkembangan hanya
didapat dengan menganalisis makna simbolis perilaku dari kerja pikiran yang
dalam. Ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman dini dengan
orang tua secara signifikan membentuk perkembangan. Karakteristik ini
ditekankan dalam teori psikoanalisis dari Sigmund Freud.[1]
2.
Psikoanalisis
Sigmund Freud (1856 – 1939)
Sigmund Freud adalah tokoh yang mencetuskan
teori psikoanalisis. Freud memiliki keyakinan bahwa perkembangan psikologis
dipandu oleh kekuatan dari dalam, terutama kematangan biologis. Untuk menunjang
pendapat tersebut, Freud mengemukakan konsep tentang tahap – tahap perkembangan
manusia. Meskipun demikian, kekuatan yang berasal dari lingkungan social juga
berperan dalam proses kematangan individu, terutama berkaitan dengan energy
seksual dan agresivitas[2].
Aliran Psikoanalisis memandang perkembangan
perilaku manusia adalah sebagai hasil interaksi subsistem dalam kepribadian
manusia yaitu[3]
:
·
Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia
yang merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan
cenderung memenuhi kebutuhannya. Bersifat egoistis, tidak bermoral, dan tidak
mau tahu dengan kenyataan. Id terdiri dari dua bagian :
1.
Libido
– insting, reproduktif penyediaan energy dasar untuk kegiatan konstruktif.
2.
Thanatos
– insting, destruktif dan agresif
·
Ego,
berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah
mediator antara hasrat – hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realitas.
Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya dan hidup
sebagai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas.
·
Super
Ego, yaitu unsure yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang
normative atau ideal. Super Ego disebut juga sebagai hati nurani, merupakan
internlisasi dari norma – norma social dan kultur masyarakat.
Tahap perkembangan pada pada manusia menurut Psikoanalisis dilalui
dari lima tahap, tahap – tahap perkembangan ini menurut Freud dipengaruhi
motivasi seksual, sehinggatahap perkembangan ini disebut Psikoseksual[4]. Tahap
– tahap terebut yaitu :
1.
Tahap
Oral
Pada tahap perkembangan
pertama ini, terjadi selama 18 bulan pertama kehidupan, dimana kesenangan bayi
terpusat pada mulut, seperti mengunyah, mengisap, dan menggigit.
2.
Tahap
Anal
Pada tahap perkembangan
kedua ini, tejadi antara umur 1
dan 3 tahun. Dimana kesenangan terbesar anak
melibatkan anus atau funsi pembuangan yang dihubungkan dengannya.

3.
Tahap
Phallic
Pada tahap perkembangan
ketiga ini, terjadi antara umur 3 sampai 6 tahun. Pada tahap ini kesenangan
terfokus pada alat kelamin.
4.
Tahap
Latency
Pada tahap perkembangan
keempat ini, terjadi antara sekitar usia 6 tahun hingga masa puber. Selama
periode ini anak menekankan seluruh miant seksual dan mengembangkan
keterampilan social dan intelektual.
5.
Tahap
Genital
Pada tahap perkembangan
terakhir ini, dimuali dari masa puber dan seterusnya. Tahap genital adalah saat
kebangkitan seksual, sumber kesenangan seksual sekarang didapat dari seseorang
diluar keluarga.
3.
Psikososial
Erik Erikson (1902 – 1994)
Pakar perkembangan lain dalam bidang
psikologi adalah Erik Erikson. Erikson menyatakan bahwa perkembangan manusia
bersifat psikososial. Perkembangan juga terjadi sepanjang rentang kehidupan,
tidak hanya pada lima tahun pertama.
Erikson mengembangkan delapan tahap perkembangan
manusia berdasarkan kehidupan psikososialnya. Pada tiap – tiap tahap
perkembangan, manusia mengalami krisis yang dapat dijadikan sebagai titik pijak
menuju peningkatan potensi. Semakin sukses individu dalam mengatasi krisis akan
semakin sehat perkembangannya. Delapan tahap perkembangan psikososial tersebut
adalah sebagai berikut [5]:
1)
Pada
tahun pertama kehidupan (Masa Bayi): terjadi krisis yang timbul akibat adanya
konflik antara kepercayaan dan ketidak percayaan (trust vs. mistrust).
2)
Tahun
1 – 3 kehidupan: timbul konflik antara otonomi dan rasa malu dan keragu –
keraguan. Setelah memperoleh rasa aman dan nyaman, bayi akan menyadari bahwa
perilakunya adalah milik mereka sendiri (otonomi Vs. malu dan ragu – ragu).
3)
Tahap
ketiga (Tahun pra – sekolah, 3 – 5 tahun) merupakan krisis yang terjadi sebagai
akibat konflik antara prakarsa dan rasa bersalah. Masa ini terjadi ketika masa
prasekolah (Inisiatif Vs. rasa bersalah)
4)
Ketika
anak memasuki usia sekolah (usia SD 6 tahun – remaja), anak akan memasuki tahap
perkembangan berikutnya, yaitu krisis antara tekun dan rasa rendah diri (
industry vs. inferiority).
5)
Memasuki
masa remaja (10 – 20 tahun), individu akan dihadapkan pada konflik antara
identitas dengan kekaburan identitas (identity vs. identity confusion).
6)
Tahun
– tahun awal masa dewasa (20 – 30 tahun) akan ditandai oleh terjadinya krisis
yang timbul antara keintiman dan isolasi (intimacy vs. isolation).
7)
Memasuki
pertengahan masa dewasa (40 – 50 tahun), individu akan dihadapkan pada krisis
yang terjadi antara kebangkitan dengan kemandegan (generativy vs. stagnation),
8)
Pada
akhir masa dewasa (60 tahun keatas), individu akan memasuki krisis antara
integritas dan kekecewaan (integrity vs. despair).
BAB III
KESIMPULAN
Psikoanalisis
menggambarkan perkembangan sebagai sesuatu yang biasa tidak disadari (diluar
kesadaran) dan diwarnai oleh emosi. Pendiri teori ini adalah Sigmund Freud.
Freud membagi tahap perkembanagan pada manusia menjadi lima tahap
perkembanagan, yaitu:
1.
Tahap
Oral
2.
Tahap
Anal
3.
Tahap
Phallic
4.
Tahap
Latency
5.
Tahap
Genital
Tokoh lain dalam psikologi perkembanagn ini adalah Erik Erikson,
yang mencetuskan teori Psikososial. Teori Psikososial membagi perkembangan
menjadi delapan tahap perkembangan yaitu :
1.
Tahap
trust vs. mistrust
2.
Tahap
otonomi Vs. malu dan ragu – ragu
3.
Tahap
Inisiatif Vs. rasa bersalah
4.
Tahap
industry vs. inferiority
5.
Tahap
identity vs. identity confusion
6.
Tahap
intimacy vs. isolation
7.
Tahap
generativy vs. stagnation
8.
Tahap
integrity vs. despair
DAFTAR PUSTAKA
Suntrock, John W. . 2007. Perkembangan Anak.
Jakarta:Erlangga
Pratisti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini.
Bogor: PT Indeks
Jahja, Yudrik.
2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
MAKALAH
(Sigmund Freud & Erik Erikson)
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Psikologi
Perkembangan
Dosen Pengampu: Triana Indrawati, M. Pd

Disusun Oleh :
1.
Siti
Rofikoh
2.
Frinka
3.
M.
Miftakhhudin (2022112057)
4.
Nur
Fadhillah (2022112061)
5.
Nabhan
Nabil (2022112062)
6.
Nurul
Aini (2022112068)
7.
Laelatussajaroh (2022112077)
8.
Ismi
Aini Lathifah (2022112081)
9.
Uki
10.
Rizqi
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2015
[1] John W.
Suntrock, Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga, 2007), hal.44
[2] Wiwien Dinar
Pratisti, Psikologi Anak Usia Dini, (Bogor: PT Indeks, 2008), hal. 24
[3] Yudrik Jahja, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.19 – 20
[4] John W.
Suntrock, Loc.Cit., hal. 45
[5] Wiwien Dinar
Pratisti,Loc.Cit., hal.28 – 31
No comments:
Post a Comment