Makalah
Antropolingistik
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Linguistik
Dosen Pengampu : muhandis az-zuhri

Disusun Oleh :
1. Laelatussajaroh
(2022112077)
2. Nailis
nurul madinah (2022112078)
3. Ismi
aini lathifah (2022112081)
4. M.
Kharis amin qutbi (2022112080)
Kelas : B
JURUSAN TARBIYAH PBA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGeRI
STAIN PEKALONGAN
2014
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Budaya
dan bahasa menurut para ahli memiliki keterkaitan yang amat erat. Keeratan hubungan antara bahasa
dengan kebudayaan telah lama dirasakan para linguis dan antropoloog sehingga
pembicaraan mengenai relasi kedua bidang itu bukanlah topik baru dalam dunia
ilmiah. Banyak pandangan yang telah
diberikan para ahli mengenai hubungan kedua bidang itu.
Dalam mengetahui hubungan anatara keduanya maka
muncullah ilmu antropolinguistik, dimana ilmu ini menggabungkan anatara ilmu
antropologi dan linguistik.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut bagaimana
keterkaitan yang dimaksudkan dan bagaimana bahasa dijadikan sebagai persyaratan
keudayaan.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Pengertian antropolinguistik
2.
Hubungan
bahasa dan budaya
3.
Bahasa sebagai persyaratan
kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
antropulinguistik
Antropolinguistik
adalah ilmu yang menggabungkan antara antropologi (ilmu kebudayaan) dengan
linguistic dalam cabang linguistik ilmu ini mempelajari fariasi dan penggunaan bahasa dalam
hubungannya dengan perkembangan waktu, perbedaan tempat komunikasi, sistem
kekerabatan, pengaruh kebiasaan etnik, kepercayaan, adat istiadat, etika
berbahasa, dan pola-pola kebudayaan lain dari suku bangsa.
Antropolingistik
ini lebih menitikberatkan pada hubungan
antara bahasa dan kebudayaan didalam suatu masyarakat seperti peranan bahasa
didalam mempelajari bagaimana hubungan keluarga diekspresikan dalam terminologi budaya.
B.
Hubungan
bahasa dan kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Hubungan antara
bahasa dan kebudayaan ini merupakan hubungan yang subordinatif, dimana bahasa
berada dibawah lingkup kebudayaan, sedangkan menurut pendepat lain bahasa dan
kebudayaan memiliki hubungan koordinatif yakni hubungan yang sederajat yang
kedudukan sama tingi.[1]
Adapaun menurut
para ahli lain
bahasa dan kebudayaan memiliki beberapa hubungan diantaranya[2]:
1.
Bahasa sebagai alat atau sarana
kebudayaan
Hubungan
antara bahasa dengan kebudayaan yang pertama yaitu sebagai alat atau sarana
kebudayaan yang artinya yaitu bahasa berfungsi sebagai pengembang, pentransmisi
maupun penginventarisan kebudayaan. Dalam pengembangan kebudayaan tersebut
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a.
Pemerkayaan
khazanah kebudayaan, contohnya kebudayaan Indonesia yang dapat dikembangkan
dengan kebudayaan daerah yang ada di indonesia sendiri atau dengan kebudayaan
asing.
b.
Adanya
promosi kebudayaan, promosi kebudayaan yang bertujuan untuk mengembangkan
kebudayaan tersebut biasanya digunakan bahasa sebagai alat dalam promosi
tersebut. Dengan mengemas bahasa dengan sedemikian rupa sehingga masyarakat
dapat memahami inti kebudayaan yang dipromosikan dan dikembangkan.
c.
Pewarisan
kebudayaan secara turun-temurun. Pewarisan kebudayaan tersebut dilakukan dengan
bantuan bahasa sebagai alatnya, yaitu dengan adanya penulisan naskah-naskah
lama yang ditulis dengan bahasa.
d.
Sarana
ekspresi nilai-nila budaya. Nilai-nilai budaya yang menggunakan bahasa sebagai
alat atau sarana penerus kebudayaan dibagi menjadi tiga yaitu : kebudayaan
ekspresi, tradisi, dan fisik.
e.
Penamaan
atau pengistilahan kebudayaan. Tindakan selain bertujuan untuk mengembankan
kebudayaan tersebut, juga bertujuan
untuk penginventarisasi kebudayaan. Dalam penamaan atau pengistilahan
kebudayaan tersebut digunakanlah bahasa.
2.
Bahasa
sebagai bagian kebudayaan
Bahasa digolongkan sebagai unsur budaya
karena pada hakikatnya bahasa mengikuti hakikat kebudayaan. Hakikat kebudayaan
ada tujuh, yaitu : 1) sangat beragam atau bervariasi, 2) diperoleh dan
diwariskan secara sosial dengan proses belajar,3) terjabarkan melalui
komponen-komponen biologis, lingkungan, psikologis dan hakikat kebudayaan tersebut terdapat pula
dalam bahasa.
Diketahui pula bahwa bahasa merupakan
salah satu unsur dalam bahasa yang terpenting, karena mempunyai peran yang
sangat besar seperti yang telah diuraikan diatas.
3.
Bahasa
merupakan hasil kebudayaan
Bahasa merupakan hasil kebudayaan,
menurut Levi-strauss artinya bahwa bahasa yang digunakan atau diucapkan oleh
suatu kelompok masyarakat adalah suatu refleksi atau cermin keseluruhan
kebudayaan masyarakat tersebut. Misalnya, selalu ada interaksi manusia yang
membutuhkan komunikasi dan ada juga ungkapan ritual, yang masing-masing
menggunakan bahasa.
4.
Bahasa
hanya mempunyai makna dalam latar kebudayaan yang menjadi wadah nya.
Bentuk bahasa yang sama mempunyai makna
yang berbeda sesuai dengan kebudayaan yang menjadi wadahnya. Contoh nya kata
yang sama jika wadah atau tempat kata yang sama itu berbeda maka akan memiliki
makana yang berbeda pula, contoh :
Dalam
bahasa sunda kata “atos” berarti sudah sedangkan dalam bahasa jawa “atos”
berarti keras.
C.
Bahasa sebagai persyaratan budaya
Bahasa merupakan persyaratan kebudayaan,
pengertian bahasa sebagai persyaratan kebudayaan dapat diartikan dalam dua cara[3]:
1.
Bahwa
bahasa merupakan persyaratan budaya secara diakronis karena kita mempelajari kebudayaan
melalui bahasa
2.
Bahasa
merupakan persyaratan kebudayaan karena materi atau bahan pembentuk bahasa sama
jenisnya dengan materi atau bahan pembentuk keseluruhan budaya yakni relasi
logis, oposisi, korelasi dan sebagainya.
Kesimpulan
Antropolinguistik merupakan ilmu yang
menggabungkan antara unsure bahasa dan kebuayaan. Ilmu ini meneliti mengeai
sejauh mana pengaruh budaya dalam ragam bahasa yang timbul. Dalam ilmu ini di
sebutkan bahwa antara dan kebudayaan mempunyai keterkaitan yang amat erat,
keterkaitan tersebut menurut para ahli adalah : Bahasa
sebagai alat atau sarana kebudayaan,
Bahasa
sebagai bagian kebudayaan, Bahasa
merupakan hasil kebudayaan, Bahasa
hanya mempunyai makna dalam latar kebudayaan yang menjadi wadah nya.
Bahasa juga
dijadikan sebagai salah satu persyaratan budaya, yang dalam hal ini di artikan
dalam dua hal yaitu :
1.
Bahwa
bahasa merupakan persyaratan budaya secara diakronis karena kita mempelajari
kebudayaan melalui bahasa
2.
Bahasa
merupakan persyaratan kebudayaan karena materi atau bahan pembentuk bahasa sama
jenisnya dengan materi atau bahan pembentuk keseluruhan budaya yakni relasi
logis, oposisi, korelasi dan sebagainya.
Daftar
Pustaka
Chaer
Abdul, Leonie Agustina, 2010. Sosiolinguistik.
Jakarta: Rineka cipta
Sibarani
Robert, Antroolinguistik. 2004.
Medan: Penerbit Poda
No comments:
Post a Comment