DAFTAR
ISI
Kata
pengantar.................................................................................... ii
Daftar
isi.............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah....................................................1
B. Rumusan
Masalah...............................................................1
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................2
A.Pengertian
Kerangka Berfikir……………………………2
B.
Penyusunan Dalam Kerangka Berfikir………………....3
BAB III PENUTUP..............................................................................6
A. Simpulan.............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim........
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah Swt
yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian yang berjudul “Kerangka Berfikir”
. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
sahabatnya,keluarganya, serta segala umatnnya hingga yaumil akhir.
Makalah
ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan mengenai menyampaikan materi
dengan jelas dan dapat dimengerti. Makalah ini disajikan sebagai bahan materi
dalam diskusi mata kuliah Metodologi
Penelitian.
Penulis
menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna,
penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa reverensi
mengenai pendapat dan pemikiran tentang menyampaikan materi dengan jelas dan
dapat dimengerti. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan
kesalahan baik dalam penulisan dan pembahasannya maka saya dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca.
Akhir
kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin
yaa robbal ‘alamin.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Banyak orang tidak melakukan
penelitian karena kemiskinan material dan metodologi. Kemiskinan material dapat
berupa kebingungan dengan apa yang akan diteliti yang bersifat substantive.
Adapun kemiskinan metodologi berupa kebingungan bagaimana cara melakukan penelitian
dengan baik dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Oleh karena itu, untuk menjadi peneliti yang professional dan handal,
harus menguasai substansi yang akan diteliti dan metodologi penelitiannya,
disamping kemampuan menulis dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar (baku).
Salah satu kerangka teoritis
adalah kerangka berpikir. Kerangka berfikir adalah pokok utama untuk menentukan suatu masalah atau
merencanakan suatu masalah yang akan di kaji. Adapun kerangka berfikir akan mempermudah
suatu penelitian. Maka dari itu dimakalah ini akan dibahas terlebih dahulu
tentang hal tersebut, untuk mempermudah penelitian.
B.
Rumusan Masalah
a. Pengertian kerangka berfikir?
b.
Bagaimana
penyusunan dalam kerangka berfikir?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kerangka Berfikir
Menurut Husain dan Purnomo alam bukunya Metodologi
Penelitian Sosial menjelaskan bahwa kerangka berfikir ialah penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahn kita, atau argumentasi
kita dalam merumuskan hipotesis.[1]
Untuk merumuskan hipotesis, maka Husain melanjutkan bahwa argumentasi kerangka
berfikir menggunakan logika deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memekai
pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya.[2]
Selain Husain dan Purnomo
beberapa ahli juga telah mendeskripsikan mengenai kerangka berfikir,
diantaranya yaitu:
Kerangka berfikir menurut
Widayat dan Amrullah ( 2002 ) seperti
dikutip Masyhuri bahwa kerangka berfikir atau juga yang
di sebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi masalah ( objek ) penelitian.[3]
Sedangkan menurut Purnomo (1998 ), bahwa
kerangka berfikir menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahan kita.
Kerangka berfikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan. Kerangka berfikir juga merupakan argumentasi kita dalam merumuskan
hipotesis.argumentasi itu harus analisis, sistematiss, dan menggunakan teori
yang relevan. [4]
Secara umum Kerangka Berfikir merupakan
konseptuan mengenai bagaimana satu teori berhubungan di antara beberapa faktor
yang telah di identifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Dalam
kerangka pemikiran, penelitian harus menguraikan konsep atau variabel
penelitian secara lebih terinci. Tidak hanya mendefinisikan variabel, tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara
variabel. Dalam menguraikan pemikirannya peneliti tidak sekedar memfokuskan
variabel penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungan konsep penelitian
dalam kerangka yang lebih luas lagi.
Dalam
kerangka berfikir, hal inti yang perlu dikemukakan ialah hubungan antara
variabel yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengemukakan bagaimana hibungan variabel
bebas dan variabel terikatnya, hubungan ini harus memperoleh pengakuan atau
dukungan secara ilmiah.
2. Harus ada penjelasan gamblang mengapa
kita memikirkan hubungan tersebut berlaku. Cara yang paling mudah ialah
mengutip kesimpulan dari penelitian orang lain yang relevan dengan variabel
penilitian yang dikaji.
3. Bila sifat dan arah hubunhgan dapat
diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi
dalam pembahasan mengenai apa hubungan akan positif atau negatif.[5]
Kerangka berfikir dapat berupa kerangka
teori dan kerangka penalaran logis. Kerangka teori tersebut merupakan uraian ringkas
tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori tersebut dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Kerangka berfikir
bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari
pernyataan-pernyataan yang logis.
Apabila kerangka berfikir berupa
kerangka teori, tugas peneliti dalam tahap ini adalah menyistematisasikan
teori-teori yang berkembang untuk digunakan dalam penelitian tersebut. [6]
B.
Penyusunan dalam Kerangka Berfikir
Ø Dua bentuk penyusunan kerangka pemikiran
yaitu :
a.
Kerangka
pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang Akan dijadikan dasar dalam
penelitian. Variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan
permasalahan penelitian, sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab
permasalahan penelitian.
b. Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat
dalil-dalil teori dan konsep-konsep tetapi hanya merupakan sintesis teori dalil
dan konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian dan digambarkan dalam bentuk
hubungan variabel yang di gunakan dalam penelitian, namun variabelnya tidak
dijelaskan secara mendalam.
Kerangka pemikiran dikatakan baik
apabila dapat mengidentifikasi variabel yang penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan secara
logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel.[7]
Ø Teknis Penyusunan Kerangka Berfikir
Agar Kerangka Berfikir
dapat dipahami dan diterima oleh pembaca, maka kerangka berfikir sebaiknya
harus dibuat sendiri oleh peneliti dan bukan orang lain, yakni dengan
memberikan argumentasi berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang
mempunyai relevansi dengan objek yang diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka
berfikir yaitu konsep, proporsi, variabel, teori, hipotesa dan definisi
operasional.
Agar sajian kerangka berfikir dapat
diterima secara ilmiah, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan konsep-konsep.
2. Merumuskan proporsi.
3. Merumuskan variabel-variabel yang akan
diteliti.
4. Merelevasikan teori yang dipakai dengan
objek masalah.
5. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang
disusun.
6. Membuat devinisi operasional.[8]
Ø Kesalahan
Penggunaan Teori pada Kerangka Berfikir
Terdapat beberapa kesalahan umum dalam
menggunakan landasan teori yaitu:
a. Peneliti melakukan penyajian ulang yang
tergesa-gesa terhadap kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
b. Terlalu mengandalkan sumber-sumber data
sekunder.
c. Hanya memusatkan perhatian kepada
penemuan-penemuan penelitian yang dibacanya dalam jurnal penelitian, hingga
mengabaikan informasi berharga seperti metode, pengukurannya, dan sebagainya.
d. Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun
teori-teori yang terdapat dalam surat kabar, majalah populer
e. Gagal menetapkan batasan-batasan masalah
dalam menerapkan keputusan
f. Mencatat data biografi tidak benar dan
tidak dapat dipakai sebagai referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
g. Terlalu banyak mencatat bahan-bahan
bacaan yang sebenarnya tidak relevan dengan masalah yang diteliti. [9]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kerangka berfikir bahwasannya merupkan
bagian penelitian yang menggambarkan alur pikiran peneliti dalam memberikan
penjelasan kepada orang lain. Secara umum kerangka berfikir berfungsi sebagai
tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel pokok, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian berdasarkan teori
yang ada.
Dalam menyusun kerangka berfikir,
sebaiknya dalam sebuah penelitian kerangka berfikir harus dibuat sendiri oleh
peneliti dan bukan orang lain, yakni dengan memberikan argumentasi berdasarkan
teori dan penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan objek yang
diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka berfikir yaitu konsep, proporsi,
variabel, teori, hipotesa dan definisi operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud.
2011. Metodelogi Penelitian
Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia
Masyhuri.2008.
Metodelogi penelitian. Bandung:PT Refika Aditama
Noor,
Juliansyah. Metodelogi Penelitian.
Riase,
Usman. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. :CV Alfabeta
[1] Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian
Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),hlm. 34
[3] Masyhuri, metedologi penelitian (Bandung: PT
Refika Aditama, 2008) hlm. 113
[6] Mahmud, Metedologi Penelitian Pendidikan (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2011), halm. 129
[7] Usman Rianse,
Metedologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (CV Alfabeta:2009) hlm.85
[8] Ibid, hlm.115
No comments:
Post a Comment