KINAYAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Balaghah II
Dosen Pengampu : Ali Burhan M.A

Disusun Oleh :
1. M.Aminuddin (2022112095)
2. Sovana (2022113045)
3. Ismi aini lathifah (2022112081)
4. Siti Mufrodah (2022112055)
Kelas : B
JURUSAN TARBIYAH PBA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGeRI
STAIN PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kinâyah
merupakan salah satu dari tiga pokok bahsan dalam ilmu bayan (tasybih, majaz,
dan kinayah). Kinayah merupakan istilah yang terkait dengan perilaku perubahan
makna. Kinayah terkait pergeseran perubahan suatu ungkapan dari makna denotatif
(makna sebenarnya) kepada makna konotatif (makna tidak sebenarnya), akan tetapi
dibolehkan mengambil makna denotatifnya.
Dalam makalah
ini akan di bahas lebih lanjut mengenai makna kinayah, pembagian kinayah, dan tujuan
pengungkapan kinayah.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana pengertian kinayah?
2.
Bagaimana tujuan pengungkapan kinayah?
3.
Bagaimana macam-macam kinayah?
BAB II
PEMBAHASAN
الكناية
هى لفظ أريد به لازم معناه مع جواز ارادة ذلك
المعنى نحو طويل النجاد اى طويل القامة.[1]
وتنقسم باعتبار المكنّى عنه الى ثلاثة أقسام[2] :
(الأوّل) كناية يكون المكنى عنه فيها صفة كقول ابحناساء
طويل
النّجاد رفيع العماد # كثير ارّماد اذا ما شتا
تريد
أنه طويل القامة سيد كريم
(الثانى) كناية يكون المكنى عنه فيها نسبة نحو
المجدبين ثوبية والكرم تحت ردائه تريد نسبة
المجدوالكرماليه
(الثالث)
كناية
يكون المكنى عنه فيها غير صفة ولانسبة كقول
الضاربين بكل أبيض مخذم # والطاعنين مجامع
الأضغان
فإنه كنى مجامع الأضغان عن القلوب
A.
Pengertian Kinayah
هى لفظ أريد به لازم معناه مع جواز ارادة ذلك
المعنى نحو طويل النجاد اى طويل القامة[3]
“kinayah adalah lafadz yang
menghendaki makna lazimnya dan diperbolehkan mendatangkan makna asalnya”
Menurut
Ahmad al-Hasyimi (1960) kata kinâyah (الكناية) merupakan bentuk masdar dari kata
kerja ( كنى- يكنى-كناية ) . Secara leksikal kinayah bermakn"مايتكلم به
الإنسان ويريد به غيره" (suatu perkataan yang diucapkan oleh
seseorang, akan tetapi maksudnya berbeda dengan teks yang diucapkannya). Dalam
ungkapan uangkapan bahasa Arab biasa diucapkan; “
"كنيت بكذاmak- sudnya adalah; “saya meninggalkan ungkapan
yang sharih/jelas dengn ucapan tersebut”[4].
B. Tujuan pengungkapan kinayah
Kinâyah sebagai salah
satu bentuk uslûb dalam al-Qur’an mempunyai tujuan yang beragam. Tiap –
tiap ulama berbeda dalam pengungkapan tujannya. Diantara ulama yang
mengngkapkan tujuan kinâyah adalah Imam Suyûti , Imam Zarkasyi, dan Badrun
bin Malik. Dari pendapat ketiga ulama tersebut, dapat disimpulkan tujuan –
tujuan pengungkapan kinâyah adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
Contoh: مقطّب الجبين
“Ia mengerutkan dahi”,
uangkapan ini merupakan kinâyah dari rasa prihatin.
2.
Memperindah makna
Contoh:هي خرساء الأساورا
“dia bisu gelangnya
(perempuan gemuk)”
3.
Menjelekkan sesuatu
Contoh: ولاتجعل يدك مغلولة إللى عنقك
“ Jangan kamu jadikan
tanganmu diikat kekudukmu (orang yang kikir)”
4.
Mengganti dengan kata – kata yang sebanding karena
dianggap jelek
Contoh: هو ثقيل سمع
“Dia berat
pendengarannya (tuli)”.
5.
Menghindari kata-kata yang dianggap malu diucapkan.
Contoh: هويأتى اهله
“Dia mendatangi
isterinya(menggauli)”
6.
Peringatan akan kebesaran Allah SWT
Contoh:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u ÇÊÈ
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri (Nabi Adam) .....” (Q.S an-Nisa’:1)
7.
Untuk Mubâlaghah (hiperbola)
Contoh:
`tBurr& (#às¤±oYã Îû Ïpuù=Åsø9$# uqèdur Îû ÏQ$|ÁÏø:$# çöxî &ûüÎ7ãB ÇÊÑÈ
“Dan apakah patut orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan
sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam petengkaran (perempuan)”.
(Q.S al-Zukhruf:18)
8.
Untuk meringkas kalimat
Contoh:
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? `s9ur (#qè=yèøÿs? (#qà)¨?$$sù u$¨Z9$# ÓÉL©9$# $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÅsø9$#ur ( ôN£Ïãé& tûïÌÏÿ»s3ù=Ï9 ÇËÍÈ
“Maka jika kamu tidak
dapat membuat – dan pasti kmu tidak dapat membuat – peliharalah kamu dari
neraka yang bahn bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang
kafir”. Q.S al-Baqarah:24
Pada ayat diatas terdapat ungkapan
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? `s9ur (#qè=yèøÿs?
Ungkapan diatas merupakan ringkasan dari
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? `s9ur (#qè=yèøÿs?
اى فإن لم تأتوا بسورة من مثله
C. Macam-macam kinayah
Kinâyah berdasakan
dilihat dari segi maknanya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kinâyah sifat
Kinâyah sifat adalah Kinâyah yang terjadi jika makna
implisit yang ditujunjukannya berkaitan dengan sifat[5].
Contoh: طويل النّجاد رفيع العماد # كثير ارّماد اذا ما شتا
““Ia adalah orang yang panjang sarung
pedangnya, tiangnya tinggi, dan banyak abu dapurnya bila ia bermukim”.
Maksud artinya menunjukan
seseorang yang pemberani, terhormat dilingkungan kaumnya, dan seorang dermawan.
Jadi tidak mengungkapkan sifat-sifatnya secara Sharih (jelas). Panjang sarung
pedang itu menunjukan bahwa pemiliknya adalah jangkung, dan orang yang jangkung
itu umumnya adalah pemberani. Panjang tiang menunjukan tingginya kedudukan
ditengah-tengah kaumnya dan keluarganya, sebagaimana orang yang banyak abunya
adalah orang yang banyak membakar kayu bakar, lalu banyak memasak lalu banyak
tamunya, lalu ia adalah seorang pemurah.[6]
Kinayah ini dibagi menjadi dua[7]:
·
Kinayah Qaribah
Yaitu apabila perjalanan makna dari lafal
yang di-kinayah-kan (makny’anhu) kepada lafal kinayah tanpa melalui media atau
perantara.
Contoh: طويل النّجاد رفيع العماد artinya panjang sarung pedangnya, tiangnya tinggi,
makna kinayahnya pemberani dan terhormat. Dapat dilihat bahwa perpindahan makna
dari makna asal kepada makna kinayah, terjadi tanpa memelukan washilah atau
perantara berupa lafal-lafal lain.
·
Kinayah Ba’idah
Perpindahan makna dari makna pada lafal-lafal
yang di-kinayah-kan memerlukan lafal-lafal lain untuk menjelaskan.
Contoh: كثير ارّماد artinya banyak abunya maknanya orang
yang dermawan. Proses perpindahan maknanyamelalui makna lain yaitu orang yang
banyak membakar kayu bakar, lalu banyak memasak lalu banyak tamunya, lalu ia
adalah seorang pemurah.
b. Kinâyah al-Maushûf (غير صفة ولانسبة)
Kinâyah al-Maushûf adalah
Kinâyah yang terjadi jika makna implisit yang ditunjukannya berkaitan
dengan benda[8].
Contoh:
الضاربين
بكل أبيض مخذم # والطاعنين مجامع الأضغان
“(sungguh terpuji) orang-orang
yang memukul dengan seluruh pedang panjang yang putih dan menusuk tempat
berkumpulnya kedengkian”.
Maksudnya
penyair ingin menyifati orang-orang yang dipujinya, bahwa mereka menusuk hati dalam
perang. Namun, ia memalingkannya dengan ungkapan yang Sharih kepada ungkapan
yang lebih menyentuh jiwa yaitu “tempat berkumpulnya kedengkian”, karena dari
kata itu dapatlah dipahami keberadaan hati, yakni sebagai tempat berkumpulnya
kedengkian, kemarahan, kesombongan, dan sebagainya[9].
Kinayah ini dibagi menjadi dua:
·
Kinayah yang makny anhu-nya diugkapkan hanya
dengan satu ungkapan
Contoh: مجامع الأضغان tempat berkumpulnya kedengkian adalah kinayah dari lafal qalb.
·
Kinayah yang makny anhu-nya diugkapkan dengan
ungkapan yang banyak.
Contoh:
“Dan apakah patut orang yang dibesarkan
dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang
dalam petengkaran”. Adalah kinayah dari “perempuan”.
c.
Kinâyah Nisbat
Kinâyah Nisbat adalah kinayah yang terjadi jika makna
implisit yang ditunjukkan berkaitan dengan nisbat (penetapan seseuatu atas
sesuatu atau menafikan sesuatu dari sesuatu[10].
Contoh: المجدبين ثوبيك# والكرم ملءبرديك
“Keagungan
berada di kedua pakaianu, dan kemuliaan itu memenuhi kedua baju burdahmu”.
Maksudnya
adalah penisbatan keagungan dan kemuliaan kepada orang yang diajak bicara.
Namun, ia tidak menisbatkan kedua sifat secara langsung kepada lawan bicaranya[11].
BAB III
KESIMPULAN
kinâyah (الكناية) merupakan bentuk masdar dari kata
kerja ( كنى- يكنى-كناية ) . Secara leksikal kinayah bermakn"مايتكلم به
الإنسان ويريد به غيره" (suatu perkataan yang diucapkan oleh
seseorang, akan tetapi maksudnya berbeda dengan teks yang diucapkannya).
Tujuan pengungkapan kinayah:
·
Menjelaskan
·
Memperindah makna
·
Menjelekkan sesuatu
·
Mengganti dengan kata – kata yang sebanding karena
dianggap jelek
·
Menghindari kata-kata yang dianggap malu diucapkan
·
Peringatan akan kebesaran Allah SWT
·
Untuk Mubâlaghah (hiperbola)
·
Untuk meringkas kalimat
Macam-macam kinayah
·
Kinâyah sifat: Kinayah Qaribah dan Kinayah Ba’idah
·
Kinâyah al-Maushûf: Kinayah yang makny anhu-nya diugkapkan hanya
dengan satu ungkapan dan Kinayah yang makny anhu-nya diugkapkan dengan ungkapan
yang banyak.
·
Kinâyah Nisbat
DAFTAR PUSTAKA
Nasif, Hifni Bik dan Muhammad Bik Diyab. 2004. Qawaid al-Lughah
al-Arabiyah. Semarang: Maktabah Alawiyah
Zaenuddin,
Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar ilmu Balaghah. Bandung: PT
Refika Aditama
Wahyuddin,
Yuyun. 2007. Menguasai Balaghah Cara Cerdas Berbahasa. yogyakarta: Nurma
Media Idea
Al-Jarim, Ali dan Musthafa Amin. 2010. Terjemahan al-Balaghah
al-Wadhihah. Bandung: Sinar Baru Algesindo
[1] Hifni Bik Nasif
dan Muhammad Bik Diyab, Qawaid al-Lughah al-Arabiyah, (Semarang:
Maktabah Alawiyah, 2004), hlm.128
[4] Mamat Zaenuddin
dan Yayan Nurbayan, Pengantar ilmu Balaghah, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), hlm.45
[5] Yuyun
Wahyuddin, Menguasai Balaghah Cara Cerdas Berbahasa, (yogyakarta:
Nurma Media Idea, 2007), hlm. 73
[6] Ali Al-Jarim
dan Musthafa Amin, Terjemahan al-Balaghah al-Wadhihah, (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2010), hlm. 174
[7] Mamat Zaenuddin
dan Yayan Nurbayan,Op.cit. hlm.51
[8] Yuyun Wahyuddin,
loc.cit. hlm.74
[9] Ali Al-Jarim
dan Musthafa Amin, Loc.cit., hlm.175
[10] Yuyun Wahyuddin,
Loc.cit. hlm.75
[11] Ali Al-Jarim
dan Musthafa Amin, Loc.cit., hlm.175
No comments:
Post a Comment