MAKALAH
PENDEKATAN KAWASAN DALAM STUDI ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas :
Mata Kuliah :Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu :Hj.Fatikhah
, Dra. , M.Ag.

Disusun Oleh :
1.
M.
Kharis Amin Qutbi M.M :2022112080
2.
Ismi Aini Lathifah :2022112081
3.
Lutfi Hakim :2022112082
4.
Fatkhatun Nikmah :2022112084
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2013
Pendahuluan
Keberadaan Agama dalam masyarakat mendorong
dilakukannya penelitian-penelitian dalam Agama tersebut , salah satunya Agama
Islam.Didalam penelitian Agama Islam atau Metodologi Studi Islam ( Kajian
ilmiah yang di dasarkan kepada fakta-fakta dan data yang dianalisis secara
ilmiah ) menggunakan beberapa pendekatan ,dimana hal ini dilakukan untuk
mempermudah pengelompokan pada saat penelitian.Pendekatan-pendekatan tersebut
diantaranya, pendekatan teologis normatif dan filosofis , pendekatan historis
dan kebudayaan, pendekatan Antropologis dan Sosiologis , pendekatan psikologis
dan pendekatan kawasan.
Didalam pembahasan makalah kali ini kelompok
kami akan membahas mengenai pendekatan kawasan dalam studi islam . Diantaranya
mencakup tentang pengertian, sejarah
prkembangan munculnya pendekatan kawasan dalam studi, Islam Kemudian juga akan
dibahas mengenai pendekatan kawasan di daerah-daerah yang memiliki masyarakat
yang mayoritas beragama islam seperti di Timur tengah , dan Asia tenggara yang di dalamnya termasuk
juga Indonesia yang memiliki penduduk beragama Islam terbesar.
Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit
tambahan pengetahuan bagi kita.
Pembahasan
A.
Pengertian
dan seajarah Perkembangan studi Wilayah atau Kawasan
1.
Pengertian
Studi Wilayah
Studi Wilayah atau kawasan terdiri dari dua
kata yaitu area (wilayah atau kawasan ) dan studi . Area mengandung arti “
Region of the earth’s surface ” , artinya adalah daerah permukaan bumi . Area
juga bermakna : luas , daerah , kawasan setempat dan bidang . Studi mengandung
pengertian “ devotion of time and thought to getting knowledge ” , artinya
adalah pemanfaatan waktu dan pemikiran untuk mendapatkan ilmu pengetahuan .
Studi juga mengandung pengertian “ Something that attracts investigation ” ,
yakni sesuatu yang perlu dikaji . Sedangkan secara terminologis studi wilayah
atau kawasan adalah pengkajian yang digunkn untuk menjelaskan hasil dari sebuah
penelitian tentang suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut
terjadi .
2.
Sejarah
Muncul nya Pendekatan Kawasan dalam Studi Islam
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat , pada saat itu
islam telah menyebar luas di sepanjang Jazirah Arab . Hal ini merupakan
permulaan rencana yang disusun Nabi Muhammad oleh karena itu para sahabat
berusaha kuat untuk melanjutkannya. Pada masa Abu Bakar r.a dan Umar r.a ,
meskipun relatif singkat pada waktu itu islam telah mencakup Yaman , Oman ,
Bahrain , Iraq bagian selatan , Persia , Syiria , Pantai laut tengah , dan
Mesir. Kemudia dilanjutkan oleh Utsman r.a hingga ke Sijistan , Khurasan ,
Azzerbijan , dan Armenia .
Pada tahun 751 M terjadi peristiwa penting
dimana pasukan muslim berhasil menaklukan Semenanjung Liberia , Sisilia dan
Andalusia , bahkan penaklukan tersebut berlanjut hingga Pyneress menuju ke
daerah Prancis selatan.
Dengan semakin luasnya daerah –daerah yang
dikuasai islam yang tersebar luas di berbagai kawasan maka pendekatan kawasan
sangat diperlukan dalam mengkaji islam secra lebih dalam berdasarkan letak atau
kawasan nya.
B.
Konstribusi
atau Manfaat pendekatan kawasan dalam Studi Islam
Penerapan
pendekatan studi area dalam Studi Islam dapat menghindari terjadinya kekeliruan
dalam memandang keadaan Islam dan umatnya yang berada di belahan bumi yang
berbeda dari tempat di mana seorang pengamat itu berada. Penyelidikan melalui
pendekatan ini akan memperhatikan unsur tempat, objek, waktu, latar belakang,
dan pelaku peristiwa tersebut. Lewat pendekatan studi
area, kita diajak menukik dari alam idealis menuju alam
realistis-fenomenologis, hingga akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan dan
penilaian yang lebih objektif terhadap fakta-fakta yang ditemukan terhadap
suatu objek di suatu area.
Jadi
seperti apa yang telah dijelaskan dari signifikansi pendekatan studi area di
atas, maka kontribusi studi area dalam Studi Islam dapat disebutkan antara lain[1]:
- Memberikan penjelasan tentang keadaan keislaman di suatu daerah menurut data dan fakta yang ada, sehingga peneliti dapat melihat hal tersebut dengan penilaian yang mendekati titik objektivitas. Contohnya, bagaimana muslim Indonesia memandang muslim India bercorak sinkretis hinduistik yang kental, sehingga lebih menonjol kehinduannya dari keislamannya, padahal kenyataannya tidak demikian, di sana mudah dijumpai komunitas muslim bahkan dengan pengamalan agama yang sangat Islami sesuai Syari’at Islam. Kemudian bagaimana cara muslim Indonesia menilai dengan nada keprihatinan terhadap modernisasi dan sekularisme di Turki, yang mana sebenarnya hingga sekarang Turki merupakan negeri muslim yang sangat kuat pengaruh Islamnya sehingga sulit menemukan gereja di sana. Juga bagaimana misalnya, cara orang Turki dan Timur Tengah memahami keadaan di Indonesia, mereka beranggapan bahwa sulit membedakan seorang muslim dengan non-muslim di Indonesia, baik laki-laki maupun wanitanya. Menurut mereka, umat Islam Indonesia sangat rentan pemurtadan, karena tidak adanya semangat dan gerakan-gerakan atau lembaga keislaman. Padahal di Indonesia, pengamalan Islam cukup semarak, dan gerakan keislaman juga masih mudah dijumpai keberadaannya.
- Mengenal dengan baik suatu budaya tertentu, sehingga kita mampu membedakan mana nilai yang bersifat universal dan mana yang lokal dalam ajaran Islam.
- Memunculkan kesadaran umat Islam mengenai pentingnya assimilasi dan akulturasi timbal balik, sehingga umat Islam memiliki khazanah kebudayaan yang tinggi dan kaya.
- Memungkinkan terbinanya kerjasama di bidang sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan, bahkan pertahanan dan keamanan, untuk memajukan bidang-bidang tersebut melalui penelitian-penelitian dengan pendekatan multidisipliner maupun interdisipliner dan membentuk komunitas muslim dunia yang kuat dan mapan, sehingga disegani baik oleh kawan maupun lawan. Negeri-negeri atau komunitas-komunitas muslim memiliki kemandirian untuk mengembangkan berbagai potensi di negeri atau daerah mereka bagi perjuangan mensejahterakan rakyatnya yang mayoritas ataupun yang minoritas muslimnya, sehingga tidak selalu bergantung pada Barat dan Amerika yang tidak sepaham; dalam hal aqidah yaitu Aqidah Islamiah, dengan Dunia Muslim.
C. Islam di
Berbagai Kawasan
a. Islam di Asia
Tenggara
Islam
Asia Tenggara yang dimaksud dalam tulisan-tulisan de Graaf , Roff , dan Benda
adalah wilayah – wilayah Islam di Indonesia , Malaysia ( semenanjung dan Kalimantan Utara ) , Patani
( Thailand ) , dan Mindanau ( Filipina Selatan ). Asia Tenggara dalam cakupan
wilayah seperti itu , juga disamakn pengertiannya dengan Nusantara (
Archipelago ) yang mencakup wilayah yang sama pula . Sedangkan istilah dunia Melayu
adalah Sumatera dan semenanjung Malaya , sebagaimana digunakan oleh Bousfield.[2]
Adapun
mengenai kedatangan islam ke Asia tenggara terdapat tiga pendapat yaitu [3]:
·
Pendapat yang pertama menyatakan bahwa islam
yang datang ke Asia Tenggara berasal langsung dari Arab atau tepat nya
Hadramaut . Pendapat ini pertama-tama dikemukakan oleh Crawfurd (1820) , Keyzer
(1859) , Niemann(168-169861) , de Hollander (1861) , dan Veth (1878).
·
Pendapat yang kedua menyatakan bahwa islam yang
datang ke Asia Tenggara berasal dari India . Pendapat ini pertama kali di
kemukakan oleh Pijnapel pada tahun 1872.
·
Pendapat yang kedua menyatakan bahwa islam yang
datang ke Asia Tenggara berasal dari Banggali (kini Bangladesh) . Pendapat ini
digunakan oleh Fatimi.
b. Islam di
Indonesia
Agama
Islam masuk ke Indonesia di anggap sebagai agama yang asing , karena hampir semua wilayah Nusantara
masyarakatya sudah memiliki kepercayaan dan tradisi keberagamaan sendiri yang
sudah melekat kuat.Akan tetapi dengan sifat agama Islam yang fleksibel atau
tidak kaku , islam akhirnya dapat membaur dengan berbagai bentuk kebudayaan
yang ada.
Terdapat
beberapa Teori tentang cara masuk nya agama islam ke Indonesia . Terdapat empat
teori besar yang di kenal dengan empat Grand Teory[4],
yaitu :
·
Teory Gujarat , teori ini di kemukakan oleh
G.W.J. Drewer dan dikembangkan oleh Snouck Hurgronje. Pendapat ini di dasarkan
pada kesamaan orang-orang Arab yang menetap di Gujarat dan Malabar yang
bermadzhab Syafi’i dengan orang-orang Gujarat dan Malabar yang menetap di Indonesia.
·
Teori Bengal menyatakan bahwa islam datang dari
Bengal. Pendapat ini di dasarkan bahwa adanya batu nisan Fatimah Binti Maimun yang
di temukan di Leran Gersik Jawa Timur bertahaun 475 H atau 1082 M memiliki
kesamaan dengan batu nisan yang ada di wilayah bengal
·
teori Malabar menyatakan bahwa islam datang ke
indonesia itu berasal dari kolomader dan malabar pendapat ini di kemukakan oleh
W.Arnold da Morison alasan yang memperkuat pendapat ini adalah bahwa
wilayah-wilayah tersebut memiliki kesamaan madzhab dengan agama islam yang di
anut oleh masyarakat indonesia.
·
Teori Arab itu islam datang berasal dari sumber
aslinya yaitu Arab pendapat ini banyak di kemukakan oleh para sejarawan yang
intens dengan kajian islam di Asia Tenggara, di antaranya adalah Crawfurd 1820,
Keyzer 1859, Nnieman 1861, De Holander 1861, Veth 1878. Teori ini juga di
dukung oleh sejarawan Asia Tenggara asal Malaisiyah yaitu Naquib Al Attas, dan
juga sejarawan indonesia Uka Tjandra Sasmita dan S.Q. Fatimi .
Dari
paparan teori-teori tersebut di atas , dapat kita simpulkan bahwa ada yang
mendasarkan masuknya islam ke Indonesia bertitik tolak dari datangnya seseorang
atau kelompok orang Islam dari negara lain (muslim).
c. Islam di Timur
tengah
Islamisasi
di daerah Timur Tengah berlangsung sekitar 622 M sampai 1002 M , yang
berlansung dalam 3 fase[5]
:
v Menciptakan
komunitas baru yang bercorak islam
v Penaklukan
terhadap kawasan-kawasan di Timur Tengah oleh komunitas muslim yang telah
terbentuk tersebut , kemudian membangun sebuah kebudayaan islam secara
menyeluruh .
v Fase Kesultanan
(945-1200M) . pada fase pola dasar kultural dan institusional dari era Khalifah
berubah menjadi pola-pola negara dan institusi islam .
Langkah-langkah selanjut
nya yang diambil adalah penyatuan beberapa wilayah seperti bagian Sasania dan
Bizantium. Timur Tengah menjadi sebuah pemerintahan , hilang nya beberapa
halangan politis dan strategis perdagangan , dan membentuk fondasi utama dalam
kebangkitan perdagangan.
Selanjutnya pemusnahan sungai Eufart yang membatasi
Persia dan wilayah Bizantiu , Transxonia pertama kalinya dalam sejarah di
satukan dalam Imperim Timur Tengah . Semakin majunya dunia perdagangan
mengilhami ekspansi Arab ke Asia Tenggara dan India dan perkembangan kota –kota
di Syiria Utara , Iran , Iraq , Basra dan belakanga Baghdad menjadi pusat
perdagangan dunia.
KESIMPULAN
Studi wilayah atau kawasan adalah pengkajian
yang digunkn untuk menjelaskan hasil dari sebuah penelitian tentang suatu
masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi.
Munculnya pendekatan
studi islam dikarenakan adanya perluasan wilayah islam di berbagai kawasan ,
oleh karena itu dalam memahami tentang islam dalam kawasan tersebut di butuhkan
pendekatan kawasan untuk lebih memudahkan untuk mendalami nya.
Adapun manfaat di dari
penggunaan pendekatan kawasan ini , yaitu :
·
Memberikan penjelasan tentang keadaan keislaman
di suatu daerah menurut data dan fakta yang ada, sehingga peneliti dapat
melihat hal tersebut dengan penilaian yang mendekati titik objektivitas.
Contohnya, bagaimana muslim Indonesia memandang muslim India bercorak sinkretis
hinduistik yang kental, sehingga lebih menonjol kehinduannya dari keislamannya,
padahal kenyataannya tidak demikian, di sana mudah dijumpai komunitas muslim bahkan
dengan pengamalan agama yang sangat Islami sesuai Syari’at Islam. Kemudian
bagaimana cara muslim Indonesia menilai dengan nada keprihatinan terhadap
modernisasi dan sekularisme di Turki, yang mana sebenarnya hingga sekarang
Turki merupakan negeri muslim yang sangat kuat pengaruh Islamnya sehingga sulit
menemukan gereja di sana. Juga bagaimana misalnya, cara orang Turki dan Timur
Tengah memahami keadaan di Indonesia, mereka beranggapan bahwa sulit membedakan
seorang muslim dengan non-muslim di Indonesia, baik laki-laki maupun wanitanya.
Menurut mereka, umat Islam Indonesia sangat rentan pemurtadan, karena tidak
adanya semangat dan gerakan-gerakan atau lembaga keislaman. Padahal di
Indonesia, pengamalan Islam cukup semarak, dan gerakan keislaman juga masih
mudah dijumpai keberadaannya.
·
Mengenal dengan baik suatu budaya tertentu,
sehingga kita mampu membedakan mana nilai yang bersifat universal dan mana yang
lokal dalam ajaran Islam.
·
Memunculkan kesadaran umat Islam mengenai
pentingnya assimilasi dan akulturasi timbal balik, sehingga umat Islam memiliki
khazanah kebudayaan yang tinggi dan kaya.
·
Memungkinkan terbinanya kerjasama di bidang
sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan, bahkan pertahanan dan keamanan, untuk
memajukan bidang-bidang tersebut melalui penelitian-penelitian dengan
pendekatan multidisipliner maupun interdisipliner dan membentuk komunitas
muslim dunia yang kuat dan mapan, sehingga disegani baik oleh kawan maupun
lawan. Negeri-negeri atau komunitas-komunitas muslim memiliki kemandirian untuk
mengembangkan berbagai potensi di negeri atau daerah mereka bagi perjuangan
mensejahterakan rakyatnya yang mayoritas ataupun yang minoritas muslimnya,
sehingga tidak selalu bergantung pada Barat dan Amerika yang tidak sepaham;
dalam hal aqidah yaitu Aqidah Islamiah, dengan Dunia Muslim.
Adapun
diterangkan cara masuknya islam di berbagai kawasan, dimana di ketahui terdapat
banyak cara ataupun metode seperti misalnya di Indonesia yang masuk dengan
jalur perdagangan.
Daftar Pustaka
Hakim, Atang
Abd dan Jarih Mubarok. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Khalim
Samidi . 2008 .Islam dan Spiritualitas Jawa .Semarang : Ra SAIL Media
Group.
(http://Muhammad Zairul
Haq. jagadkawula.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo_21.html),
Diakses 19 April 2013.
(http://hadifauzan.blogspot.com/2012/07/pendekatan-studi-wilayah-dalam-studi.html),Diakses
19 April 2013.
[1](http://Muhammad Zairul
Haq.jagadkawula.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo_21.html), Diakses
19 April 2013.
[2] Atang Abd. Hakim dan
Jaih Mubarok , Metodologi Studi Islam , ( Bandung : 2000 ), hlm.167.
[4] Samidi Khalim,Islam
dan Spiritualitas Jawa,(Semarang:2008),hlm.2-3.
[5](http://hadifauzan.blogspot.com/2012/07/pendekatan-studi-wilayah-dalam-studi.html),Diakses 19 April 2013.